kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Simak Proyeksi Pergerakan Saham ANTM, PTBA, dan TINS Usai RUPST 2024


Kamis, 12 Juni 2025 / 19:33 WIB
Simak Proyeksi Pergerakan Saham ANTM, PTBA, dan TINS Usai RUPST 2024
ILUSTRASI. . ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nym. Tiga emiten komoditas pelat merah hari ini, Kamis (12/6) menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga emiten komoditas pelat merah hari ini, Kamis (12/6) menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS) hari ini menggelar RUPST Buku Tahun 2024.

ANTM menyetujui rencana pembagian dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 3,6 triliun atau Rp 151,77 per saham. 

Jumlah ini setara 100% dividen payout ratio yang juga serupa dengan dividen payout ratio emiten anggota MIND ID tersebut pada 2023 lalu yakni 100%. 

Dalam keterangan di Stockbit Sekuritas, merujuk harga saham intraday ANTM pada Kamis (12/6) di level Rp 3.300 per saham, maka indikasi dividen yield ANTM tercatat sebesar 4,6%.

PTBA akan pembagian dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 3,8 triliun atau Rp 332 per saham.

Baca Juga: Sejumlah Emiten Rumah Sakit Telah Umumkan Capex 2025, Intip Rekomendasi Sahamnya

Berdasarkan keterangan di Stockbit Sekuritas, jumlah dividen ini setara 75% dividend payout ratio (DPR) PTBA. Angka ini juga serupa dengan DPR PTBA pada 2023 lalu. 

Nilai pembagian dividen ini juga mengindikasikan dividen yield sebesar 11% yang mengacu pada harga saham intraday PTBA pada Kamis (12/6) di level Rp 2.970 per saham.

TINS akan membagikan dividen tunai mencapai Rp 474,65 miliar atau sekitar Rp 63,73 per saham. Rasio tebaran dividen atau dividend payout ratio TINS mencapai 40%.

Dengan harga saham TINS yang berada di level Rp1.160 per lembar pada perdagangan hari ini, Kamis (12/6), maka imbal hasil atau yield dividend mencapai 5,49%.

VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, mengatakan, pembagian dividen ANTM seiring dengan rencana capital expenditure (capex) sebesar Rp 3,7 triliun yang masih bisa ditutupi oleh kas dan laba bersih naik 794% year on year (yoy) pada kuartal I 2025, sehingga menjaga neraca lebih solid.

Untuk PTBA, jumlah dividen itu seiring dengan capex pada tahun 2025 yang agresif sebesar Rp 7,2 triliun atau naik tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. 

“Hal ini cenderung dapat membuat PTBA untuk tidak mencapai 100% pembagian dividen,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (12/6),

Sementara, untuk TINS, hal itu seiring dengan pattern historikal dan juga pencatatan laba bersih tahun 2024 yang melonjak sebesar 363% yoy.

Ke depan, prospek kinerja keuangan ANTM dan TINS masih positif di tahun 2025, seiring dengan beberapa faktor.

Yaitu, peningkatan harga komoditas emas ke US$ 3.120 per ons troi dan timah rebound ke US$ 35.000 per ton pada kuartal I 2025 seiring dengan ketidakpastian pasar yang meningkat, serta proyek ekosistem electric vehicle (EV) dan hilirisasi. 

“Meski tantangannya adalah terjadinya oversupply nikel,” ungkapnya.

Sedangkan, untuk PTBA akan cenderung tertekan seiring dengan beberapa faktor. Yaitu, stagnansi pertumbuhan harga komoditas batubara dari US$ 124 per ton menjadi US$ 104 per ton di akhir kuartal I, serta capex untuk proyek rel dan hilirisasi batubara (Dimethyl Ether/DME) yang dapat menekan arus kas.

Audi pun merekomendasikan beli untuk ANTM dengan target harga Rp 3.450 per saham, trading buy untuk TINS dengan target harga Rp 1.370 per saham, dan hold untuk PTBA dengan target harga Rp 3.100 per saham.

Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila melihat, ANTM masih menarik karena permintaan emas juga masih tinggi didukung dengan permintaan nikel yang bisa meningkat juga untuk EV, optimalisasi sektor ritel emas, dan ekspansi smelter nikel. 

Prospek PTBA masih tergantung dengan komoditas batubara sehingga perlu memantau permintaan dari China dan India.

“TINS juga masih harus memantau fluktuasi harga komoditas,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (12/3).

Indy pun merekomendasikan buy on weakness untuk ANTM dengan target harga Rp 3.800 - Rp 4000 per saham, beli untuk PTBA dengan target Rp 3.100 per saham, dan speculative buy untuk TINS dengan target harga Rp 1.365 per saham.

Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi merekomendasikan buy on weakness untuk ANTM dengan target harga di level support Rp 3.600 per saham.

Praktisi Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto merekomendasikan buy untuk ANTM dengan target harga Rp 3.600 - Rp 3.800 per saham, dan buy untuk PTBA dengan target harga Rp 3.140 - Rp 3.300 per saham.

Baca Juga: Sunindo Pratama (SUNI) Tebar Dividen Rp 50 Miliar, Cek Rekomendasi Sahamnya

Selanjutnya: Ekonomi Belum Stabil, Konsumen Berhemat dengan Menabung dan Menahan Konsumsi

Menarik Dibaca: UGM Gaet Industri untuk Hilirisasi Riset, Sasar Pasar Ekspor Herbal Kosmetika

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×