Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih bergerak melemah. Kurs rupiah Jisdor ditutup melemah 0,17% ke Rp 15.616 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Selasa (25/10).
Sedangkan, kurs rupiah di pasar spot melemah 0,24% ke Rp 15.623 per dolar AS. Kemarin, kurs rupiah spot berada di Rp 15.586 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah bergerak cenderung melemah karena terdorong oleh sentimen risk-off yang meningkat di pasar keuangan Asia.
"Sentimen ini didasari oleh kekhawatiran investor terkait dengan kekuatan politik Xi Jinping yang menguat berpotensi mengganggu perekonomian Tiongkok," ucap Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (25/10).
Baca Juga: Likuiditas Valas Mengetat, Bank Bisa Manfaatkan Surat Utang hingga Repokan SBN
Selain itu, pelemahan rupiah juga terdorong oleh pelemahan yuan akibat People Bank of China (PBoC) yang melonggarkan kebijakan moneter.
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin menjelaskan bahwa rupiah sebenarnya sempat menguat di awal perdagangan hari ini seiring kabar baik dari penanaman modal asing (PMA) yang mencatatkan rekor tinggi pada kuartal ketiga 2022.
PMA pada kuartal ketiga ini tercatat sebesar Rp 168,9 triliun atau tumbuh 63,6% dibandingkan dengan periode yang sama secara tahunan. Namun, data tersebut tidak mampu mengangkat performa rupiah spot sehingga ditutup berada di level Rp 15.623 per dolar AS.
Nanang bilang, pergerakan rupiah minim katalis pada besok, Rabu (26/10). Rupiah masih berpotensi melemah karena penguatan dolar AS.
Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah 0,17% ke Rp 15.616, Selasa (25/10)
Rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) AS malam ini yang diprediksi menurun akan menggiring arah rupiah. Apabila IKK lebih tinggi daripada ekspektasi maka akan menopang penguatan dolar AS.
Sentimen ini membuat pelemahan rupiah menuju level Rp 15.590 per dolar AS-Rp 15.655 per dolar AS, pada Rabu (26/10).
"Market masih akan melihat faktor-faktor penggerak utama seperti rilisan data AS atau kebijakan suku bunga The Fed pada November," ujar Nanang.
Sementara, Josua mencermati rupiah berpotensi menguat terbatas ke level Rp 15.550 per dolar AS-Rp 15.650 per dolar AS di Rabu (26/10). Pergerakan rupiah bergantung pada indikator keyakinan konsumen AS.
"Bila indikator keyakinan AS turun, diperkirakan investor mulai mempertimbangkan bahwa The Fed mungkin akan menaikkan suku bunganya kurang dari 75 bps pada pertemuan Desember mendatang," pungkas Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News