kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,16   3,41   0.38%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Proyeksi IHSG untuk Sepekan ke Depan


Minggu, 02 Januari 2022 / 21:01 WIB
Simak Proyeksi IHSG untuk Sepekan ke Depan
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan lantai di depan monitor yang menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.581,48 di akhir tahun 2021. IHSG melemah 19,195 poin atau 0,29% pada penutupan perdagangan Kamis (30/12) yang lalu.

Sepanjang tahun 2021, IHSG menguat 10,08%. Direktur PT Ekuator Swarna Investama Hans Kwee mengatakan capaian ini jauh lebih baik dibanding sepanjang tahun 2020 yang melemah -5,09%.

“IHSG berakhir di level 6.581,48, posisi tersebut menguat 10,08% dibanding penutupan perdagangan saham tahun lalu pada 30 Desember 2020 sebesar 5.979,07,” ujar Hans dalam risetnya, Minggu (2/1).

Sementara pada penutupan 30 Desember 2020, IHSG pada saat itu justru melemah -5,09% dibandingkan penutupan perdagangan saham tahun 2019 pada 30 Desember 2019 di level 6.299,54. Pada tahun 2021 IHSG sempat bergerak ke level tertinggi sepanjang sejarah (all-time high) ketika menyentuh level 6.723,39 pada 22 November 2021.

Baca Juga: Tertekan 0,37% Sejak Awal 2021, Indeks LQ45 Berpeluang Membaik pada 2022

Sebaliknya, pada tahun 2020 IHSG terbilang berada di masa sulit karena sempat turun tajam ke level 3.937,63 pada 24 Maret 2020. 

Penguatan IHSG tahun 2021 disebebkan oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali positif di kuartal II-2021 sebesar 7,07% dan kuartal III tumbuh 3,51%.

Hans bilang, vaksinasi yang mulai dari awal tahun 2021 menjadi salah satu katalis positif bagi pasar keuangan. Selain itu terjadi kenaikan komoditas sejak awal tahun menjadi faktor utama lainnya yang mendorong penguatan IHSG dan masuknya dana asing ke pasar modal Indonesia.

Hans menambahkan, ada sejumlah sentimen yang akan mewarnai pergerakan IHSG di pekan depan. 

Misalnya saja, kenaikan jumlah kasus omicron di beberapa negara. Amerika Serikat melaporkan lebih dari 441.000 kasus virus Covid-19 dalam sehari, saat varian baru Omicron terus menyebar.

Lonjakan kasus corona ini tercatat sebagai yang tertinggi sejak pandemi merebak di AS. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau CDC melaporkan 441.278 kasus Corona terdeteksi dalam sehari tertinggi sepanjang Senin (27/12) waktu setempat.

Baca Juga: January Effect Diprediksi Masih Akan Terjadi di 2022

Selain itu, pergerakan IHSG juga akan dipengaruhi oleh ketegangan di perbatasan Rusia-Ukraina meningkat selama beberapa minggu terakhir.

Menurut Hans, awal tahun pelaku pasar akan bertransaksi dengan hati-hati mengingat masih tingginya kasus covid-19 varian Omicron. Pelaku pasar masih menanti konfirmasi tingkat keparahan varian baru ini.

Di dalam negeri, mulai terlihat tren kenaikan Covid-19 varian Omicron dan mungkin akan meningkat signifikan 2 minggu setelah tahun baru. 

Dalam sepekan, Hans memperkirakan IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 6.562 sampai 6.529 dan resistance di level 6.621 sampai 6.688.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×