Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau di level 7.113,42 pada akhir perdagangan Kamis (5/6). Indeks tercatat menguat tipis 0,63% atau setara 44,39 poin dibanding hari sebelumnya.
Setelah libur panjang Idul Adha, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Ahmad Iqbal Suyudi memprediksi pergerakan IHSG Selasa (10/6) berada di kisaran 7.050 - 7.200.
“Pergerakan IHSG di Selasa mungkin akan cukup terbatas, karena investor masih wait and see untuk data inflasi AS. Data tersebut akan merefleksikan ekspektasi pasar terhadap sikap The Fed,” terang Iqbal pada Kontan, (9/6).
Sependapat, VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi juga memprediksi pasar akan menantikan rilis data inflasi AS yang diperkirakan tumbuh 2,5% y/y atau meningkat dari periode sebelumnya.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Tertekan, Begini Dampak dan Rekomendasi ke Emiten Sektor Minyak
“Kami melihat hal ini berdampak pada pivot Fed yang berpotensi meleset dari target dan berdampak negatif pada pasar saham,” jelas Audi.
Di luar itu, Iqbal juga menyoroti minggu ini ada beberapa data global yang cukup penting untuk dinanti oleh investor, salah satunya data inflasi China.
Sebagai rekomendasi, Iqbal menyarankan beberapa saham yang dapat dicermati oleh para investor, di antaranya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Sementara itu, Audi menambahkan bahwa sentimen yang akan menggerakkan IHSG Selasa (10/6) juga adalah penantian pembicaraan tarif kembali antara AS-Tiongkok, seiring dengan eskalasi yang meningkat pasca AS menaikkan tarif impor baja menjadi 50%.
“Ada juga rilis data cadangan devisa di pekan ini. Kami perkirakan hasilnya akan menurun seiring dengan intervensi Rupiah,” tambah Audi.
Technical Analyst Trimegah Sekuritas, Hans Adisastra mengatakan bahwa arah pasar cenderung mengikuti pergerakan bursa regional dengan sentimen yang bersifat campuran. Meski demikian, ia menilai sebagian besar sentimen negatif telah diantisipasi pasar.
Dari sisi makroekonomi, Hans menilai bahwa pergerakan IHSG turut dipengaruhi oleh sejumlah data domestik. Salah satunya adalah melemahnya surplus neraca perdagangan. Namun, aliran dana asing yang masih masuk dinilai berpeluang menopang nilai tukar rupiah dan menjaga stabilitas imbal hasil obligasi pemerintah.
“Selain itu, ekspektasi terhadap potensi pemangkasan suku bunga global ke depan juga menjadi faktor yang diperhatikan pelaku pasar,” tambahnya.
Untuk perdagangan Selasa (10/6), Hans merekomendasikan sektor energi karena diprediksi masih bergerak positif, terutama sektor yang masih ada konglomerasi.
“Saham-saham tersebut di antaranya PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) dengan target harga Rp 340, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) Rp 8.200, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) Rp 1.580, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) Rp 1.720, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan target harga Rp 2.540,” jelas Hans.
Secara teknikal, Audi menambahkan IHSG akan bergerak mixed cenderung menguat terbatas dalam rentang level 7.050 - 7.180 dengan dengan indikator RSI menunjukkan kenaikan. Sementara itu, Audi membeberkan analisis teknikal untuk rekomendasi saham Selasa (10/6), yaitu:
PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)
Support: Rp 9.200
Resistance: Rp. 10.500
Rekomendasi: Speculative buy
PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Support: Rp 116
Resistance: Rp. 147
Rekomendasi: Speculative buy
Baca Juga: Harga Saham Abadi Nusantara (PACK) Masih Melonjak, Investor Disarankan Hati-Hati
Selanjutnya: Loreal Akan Akuisisi Merek Perawatan Kulit Medik8
Menarik Dibaca: 4 Rekomendasi Bra untuk Payudara Besar, Nyaman dan Anti Kendur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
