kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak proyeksi analis bagi prospek emiten tekstil dan garmen di tahun ini


Minggu, 21 April 2019 / 21:54 WIB
Simak proyeksi analis bagi prospek emiten tekstil dan garmen di tahun ini


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten-emiten industri tekstil dan garmen menargetkan pertumbuhan penjualan pada tahun ini. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL, anggota indeks Kompas100) misalnya, menargetkan pendapatan tahun ini bisa tumbuh 10%-12%. Per 2018, SRIL membukukan pendapatan sebesar US$ 1,03 miliar atau naik 36,1% dibandingkan 2017 yang sebesar US$ 759 juta.

Corporate Communication SRIL Joy Citra Dewi mengatakan, kenaikan pendapatan tahun lalu yang signifikan tersebut didorong oleh adanya akuisisi dua perusahaan. Menurut dia, sepanjang kuartal I-2019, kinerja perusahaan tetap positif meski perang dagang dan kondisi ekonomi makro membuat prediksi pertumbuhan global menurun tahun ini.

Untuk mencapai target pertumbuhan 2019, Joy mengatakan perusahaannya bakal memperdalam pasar Amerika Serikat (AS) dan Asia, serta meningkatkan ekspor ke level 62%-65%. Menurut dia, pertumbuhan bisnis di lini weaving dan finishing akan berkontribusi dalam pertumbuhan pendapatan tahun ini.

"Karena tahun lalu utilisasinya belum mencapai 90%," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (18/4). Akan tetapi, jika dilihat secara porsi penjualan, bisnis spinning masih akan mendominasi karena kapasitasnya lebih besar.

Sementara itu, PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) menargetkan penjualannya bisa tumbuh 20% di tahun ini. Per 2018, RICY mencatatakan penjualan bersihnya mencapai Rp 2,1 triliun atau naik 31,25% secara tahunan.

Untuk mencapai target tahun ini, Direktur RICY Tirta Heru Citra mengatakan, perusahaannya akan berkonsentrasi khusus di pasar domestik dengan memperkuat distribusi ke daerah yang sudah ada. Asal tahu saja, per 2018, komposisi bisnis RICY adalah 70% ekspor dan 30% domestik.

"Kami yakin pasaran kami masih banyak yang bisa kami kembangkan," kata dia. Menurut dia, RICY telah memiliki kantor cabang dan anak perusahaan di seluruh ibukota provinsi di Indonesia, kecuali di Ambon dan daerah Papua.

Begitu juga dengan PT Pan Brothers Tbk (PBRX, anggota indeks Kompas100) yang menargetkan pertumbuhan 10%-15% tahun ini. Head of Corporate Secretary PBRX Iswar Deni mengatakan, bisnis perusahaannya didominasi oleh ekspor garmen untuk merek internasional. Sebut saja Uniqlo, Adidas, The North Face, Lacoste, dan Polo. Porsinya bisa mencapai 95% dari keseluruhan bisnis. 

“Pendapatan di kuartal II biasanya akan meningkat karena mulai April sampai September produknya untuk musim dingin. Yang lebih bulk dan lebih mahal,” ucap dia.

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji mengatakan, tahun ini bukan menjadi tantangan besar bagi emiten tekstil dan garmen untuk berkembang. Alasannya, daya beli konsumen membaik akibat pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Hal ini menjadi sentimen positif bagi penjualan produk-produk tekstil dan garmen.

Sementara itu, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, emiten tekstil dan garmen yang berorientasi ekspor berpotensi mengalami penurunan pendapatan. Alasannya, tahun ini dolar AS diprediksi melemah. “Tahun lalu diuntungkan dengan penguatan dolar AS,” kata dia.

Nafan yang juga menyadari tren pelemahan nilai dolar AS ini mengatakan, pelemahan tersebut dapat disiasati dengan meningkatkan kuantitas produksi. 

“Yang penting kuantitas kan rupiah relatif menguat. Dengan begitu, pendapatan dan laba bersih akan cenderung stabil. Apalagi apabila perusahaan melakukan efisiensi,” ucap dia.

Ia menyarankan investor untuk akumulasi beli saham SRIL dengan target harga hingga akhir tahun di level 442. Per Kamis (18/4), harga saham SRIL terparkir di level 336.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×