kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Prospek Securities Crowdfunding


Senin, 27 Juni 2022 / 06:25 WIB
Simak Prospek Securities Crowdfunding


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggalangan dana melalui skema securities crowdfunding (SCF) makin marak. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejak awal tahun 2022 hingga 3 Juni, dana yang dihimpun melalui SCF telah mencapai Rp 507,2 miliar atau tumbuh 22,75% secara year to date (ytd).

Bahkan, merujuk Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sepanjang bulan Juni ini, sudah ada enam SCF yang didaftarkan untuk ditawarkan ke publik. Dengan semakin tumbuhnya industri SCF belakangan ini, maka investor juga akan diuntungkan karena semakin banyak instrumen yang bisa dijadikan pilihan investasi.

DI SCF sendiri, investor bisa mendapatkan banyak pilihan bisnis yang hendak didanai. Mulai dari sektor food and beverage, konsumer, perdagangan, manufaktur hingga jasa. Imbal hasilnya pun cukup menggiurkan investor bisa mendapatkan dividen setiap periode tertentu dengan rata-rata dividend yield yang bisa mencapai 20-40% per tahun.

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan, dengan kondisi pemulihan ekonomi seperti saat ini, maka prospek bisnis dari berbagai lini usaha di SCF jadi jauh lebih baik. Dari sisi imbal hasil sendiri, ia meyakini SCF bisa memberikan keuntungan yang menjanjikan.

Baca Juga: Makin Semarak, Securities Crowdfunding Bisa Jadi Pilihan Investasi Menarik

Hanya saja, ia mengingatkan sejatinya SCF ini memiliki risiko yang cukup besar untuk mengkompensasi potensi imbal hasil yang tinggi tadi. Apalagi, jika bisnisnya secara ukuran relatif kecil menengah di mana potensi gagal bayarnya juga tinggi. Belum lagi, risiko likuiditas yang belum terlalu likuid

“Jadi imbal hasil yang tinggi di SFC ini karena memang punya risiko yang besar. Investor yang tertarik masuk ke SCF ini harus memiliki manajemen risiko yang jelas dan disiplin,” katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (24/6).

Menurut Wawan, produk SFC yang paling menarik dan prospektif adalah yang umumnya dapat segera memberikan cashflow atau revenue. Dalam hal ini, usaha yang bergerak di sektor perdagangan, manufaktur, dan jasa jadi yang paling punya potensi kinerja paling baik di tengah tren pemulihan ekonomi seperti saat ini.

Tapi sekali lagi, ia mengingatkan, apapun sektor usahanya, risiko default atau investasi hilang seluruhnya harus tetap diwaspadai. Di satu sisi, jika sudah memiliki saham di SCF, saat ini likuiditasnya belum cukup baik, sehingga investor harus bersiap-siap untuk tidak bisa mencairkan dananya sewaktu-waktu.

“Jadi, layaknya berinvestasi pada instrumen lainnya, diversifikasi masih menjadi hal yang paling penting berinvestasi di SCF,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×