kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Simak prospek reksadana offshore di tengah penguatan dollar AS


Kamis, 26 Juli 2018 / 21:32 WIB
Simak prospek reksadana offshore di tengah penguatan dollar AS
ILUSTRASI. Reksadana


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penguatan dollar Amerika Serikat (AS) bisa memicu peningkatan kinerja reksadana berdenominasi dollar AS yang beraset di luar negeri atau offshore. Namun, reksadana tersebut tetap memiliki risiko yang berujung pada penurunan kinerja.

Executive Vice President PT Schroders Investment Management Indonesia M. Renny Raharja mengatakan, penguatan dollar AS bisa berdampak positif bagi reksadana offshore yang investasinya dilakukan di negeri Paman Sam atau negara maju lainnya.

Selain dollar AS yang menguat, kondisi pasar modal di AS cukup mendukung bagi reksadana tersebut, terutama yang berbasis syariah. Pasalnya, manajer investasi dapat berinvestasi pada saham-saham dari sektor teknologi. Di AS, saham dari sektor tersebut memiliki potensi kenaikan harga yang signifikan disamping nilai kapitalisasi pasar yang besar.

“Di Indonesia, saham-saham utamanya dikuasai oleh perbankan dan rokok. Padahal, reksadana syariah tidak bisa masuk ke sana,” ungkapnya, hari ini (26/7).

Sebagai catatan, Schroders Investment memiliki produk reksadana offshore bernama Schroders Global Sharia Equity Fund yang mengacu pada Dow Jones Islamic Market Index. Reksadana tersebut mampu memberikan imbal hasil sebesar 0,60% (year to date/ytd) hingga Juni lalu. Dalam setahun terakhir, reksadana ini juga memiliki imbal hasil positif sebesar 8,74% (year on year/yoy).

Kendati demikian, Renny mengatakan, penguatan dollar AS akan terasa percuma bagi reksadana offshore jika investasinya dilakukan di negara-negara emerging market. Sebab, mata uang negara emerging market umumnya akan tertekan oleh penguatan dollar AS. Pasar modal di negara emerging market juga rentan terkoreksi oleh sentimen tersebut.

“Performa reksadana dollar AS offshore pada dasarnya bergantung di mana tempat investasi itu dilakukan,” jelas dia.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana sepakat, reksadana offshore memang bisa mengalami peningkatan kinerja jika didukung oleh kondisi pasar yang menjadi tujuan investasi produk tersebut.

Namun, harus diakui tidak sembarang manajer investasi bisa menerbitkan reksadana dollar AS offshore. “Biasanya, manajer investasi yang punya afiliasi di luar negeri akan lebih mudah untuk memiliki reksadana offshore,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×