Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) yang memiliki aset dalam bentuk rupiah atau memegang saham domestik kurang cemerlang. Padahal posisi the greenback sedang perkasa.
Namun, hal tersebut justru berdampak negatif pada reksadana dollar AS yang portofolionya saham domestik. Sebab, pasar saham dalam negeri masih dalam tren turun.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, semakin menguatnya dollar AS malah membuat reksadana denominasi the greenback yang memegang aset saham domestik berpotensi mendapat dua kerugian. Pertama, kinerja turun karena pasar saham sedang turun.
Kedua, reksadana mengalami rugi kurs. "Kalau investasi di saham domestik, maka ketika mendapat gain dalam bentuk rupiah lalu, dikonversi ke dollar AS yang sedang menguat, jadi lebih sedikit dapatnya," kata Wawan, Selasa (8/5).
Diversifikasi
Rata-rata kinerja reksadana saham dollar AS turun 5% sejak awal tahun. Namun angka itu lebih baik dari reksadana saham rupiah yang turun 6%.
Sementara, kinerja reksadana denominasi dollar AS yang memegang saham offshore masih lebih baik, dengan penurunan hanya 1,4%. Untuk menjaga agar kinerja reksadana saham dollar AS tak turun dalam, manajer investasi antara lain melakukan diversifikasi portofolio.
Hal tersebut dilakukan Reksadana CIMB-Principal Islamic Asia Pacific Equity Syariah. Mauldy Rauf Makmur, Director Chief Marketing Officer CIMB Principal Asset Management, mengatakan, mayoritas investasi reksadana ini ada di Korea Selatan, China, Taiwan dan India. "Selain India, beberapa mata uang dari negara-negara tersebut tidak bergejolak," kata dia.
Mauldy optimistis kinerja reksadana ini bisa tumbuh antara 12%–14% di akhir tahun, karena pertumbuhan earning pada saham-saham di negara-negara Asia Pasifik itu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News