Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Di tahun 2024, emiten CPO dilihat bisa mengalami pemulihan kinerja karena ada potensi terjadinya La Nina. Hal ini berpotensi menaikkan harga komoditas CPO dan bisa berdampak positif bagi kinerja SIMP maupun LSIP di tahun ini.
“Untuk ICBP, masih ada potensi mencatatkan pertumbuhan kinerja, mengingat harga gandum juga masih turun,” paparnya.
Azis pun merekomendasikan trading buy untuk ICBP dengan target harga Rp 935 – Rp 945 per saham.
Baca Juga: INDF, ICBP, LSIP, SIMP Segera Membayar Dividen, Investor Bisa Pilih yang Mana?
Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada melihat, kinerja masing-masing emiten Grup Salim memang dipengaruhi bisnis utama mereka.
Penurunan kinerja LSIP dan SIMP diakibatkan pergerakan harga komoditas sawit, perubahan peraturan, hingga persaingan usaha di industri sawit.
Sementara itu, untuk ICBP dan INDF sentimen penggerak kinerjanya adalah harga bahan baku, persaingan usaha, hingga perubahan daya beli dan minat konsumer.
“Kinerja emiten sawit mengalami koreksi seiring penurunan industri. Di sisi lain, emiten konsumer masih dapat bertahan seiring masih terjaganya daya beli masyarakat,” ungkapnya kepada Kontan, Selasa (26/3).
Meskipun kinerja masing-masing emiten memang berbeda bergantung pada lini bisnisnya, tetapi kinerja emiten Grup Salim dinilai Reza masih tergolong baik dan sehat.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham INDF, LSIP, ICBP, SIMP yang Kompak Menebar Dividen
“Misalnya, jika di tahun 2024 ini kinerja industri sawit meningkat, maka LSIP dan SIMP bisa terangkat lebih baik dari tahun sebelumnya,” paparnya.
Reza pun merekomendasikan hold untuk SIMP dan LSIP dengan target harga masing-masing Rp 450 per saham dan Rp 1.020 per saham. ICBP dan INDF direkomendasikan beli dengan target harga Rp 12.800 per saham dan INDF Rp 7.525 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News