kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.270   34,00   0,21%
  • IDX 7.097   49,71   0,71%
  • KOMPAS100 1.026   -3,02   -0,29%
  • LQ45 777   -8,81   -1,12%
  • ISSI 234   3,28   1,42%
  • IDX30 401   -4,82   -1,19%
  • IDXHIDIV20 462   -8,51   -1,81%
  • IDX80 115   -0,50   -0,43%
  • IDXV30 117   -0,60   -0,51%
  • IDXQ30 129   -2,45   -1,87%

Simak Prospek dan Rekomendasi Saham Prajogo Pangestu dari Analis Berikut


Senin, 14 Juli 2025 / 18:43 WIB
Simak Prospek dan Rekomendasi Saham Prajogo Pangestu dari Analis Berikut
ILUSTRASI. Analis mengatakan, tiga saham terafiliasi Prajogo Pangestu memiliki prospek yang cukup baik seiring rencana ekspansi dan stabilitas pendapatan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/02/07/2025


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham yang terafiliasi dengan Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dinilai prospektif, seiring penguatan harga sahamnya pasca pengumuman Morgan Stanley Capital International (MSCI).

Managing Director Research and Digital Production PT Samuel Sekuritas Indonesia Harry Su mengatakan, ketiga saham tersebut memiliki prospek yang cukup baik seiring rencana ekspansi dan stabilitas pendapatan.

BREN misalnya, tengah melakukan ekspansi yang dinilai Harry cukup agresif pada kapasitas energi panas bumi dan anginnya. BREN menargetkan 1,95 GW pada 2030 atau setara 39,4% dari target nasional energi terbarukan Indonesia sebesar 5 GW untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan pendapatan berulang. 

Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham dan Prospek Emiten Milik Prajogo Pangestu

Sementara itu, PTRO terus mempertahankan portofolio terdiversifikasi di sektor pertambangan, rekayasa, konstruksi, dan logistik, dengan kontrak jangka panjang hingga 2032

“Ini menjamin kestabilan pendapatan dan menekan risiko PTRO,” ujar Harry kepada Kontan, Senin (14/7)

Adapun, ekspansi strategis yang dilakukan CUAN ke aset emas dan pasir silika dilihat Harry akan mendiversifikasi sumber pendapatan sekaligus mengurangi ketergantungan pada batubara.

Oleh karenanya, langkah ini menurut Harry memungkinkan PTRO beradaptasi dengan permintaan energi yang terus berkembang.

Setali tiga uang, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta berpendapat, melihat dari likuiditas dan kapitalisasi pasar, ketiganya cenderung mengungguli saham-saham yang bertengger di indeks LQ45.

“Di sisi lain, ketiga saham ini kan juga termasuk dalam kategori saham yang listing dalam portofolio para fund managers,” kata Nafan.

Baca Juga: MSCI Cabut Perlakuan Khusus untuk 3 Saham Prajogo Pangestu, Apa Saja?

Namun yang terpenting menurut Nafan, investor perlu meninjau secara berkelanjutan kinerja keuangan dan dinamika aksi korporasi mereka ke depan.

“Itu lebih penting, karena kadang-kadang kalau dia bisa masuk ke MSCI, ada waktunya juga untuk misalnya MSCI beralih ke saham lain,” ujarnya.

Sementara itu, Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), Muhamad Wafi melihat BREN baik untuk dikoleksi secara jangka panjang. Akan tetapi, valuasi BREN menurut Wafi sudah tergolong mahal.

PTRO lebih bagus untuk jangka pendek dan menengah karena sekarang fokus kontraktor tambang juga mulai diversifikasi,” kata Wafi.

Adapun, Wafi belum dapat menentukan arah prospek CUAN lantaran pergerakan emiten ini bergantung pada harga komoditas.

Secara keseluruhan, BREN dinilai Wafi paling prospektif, dengan catatan freefloat atau jumlah saham yang dimiliki publik yang masih kecil dan valuasi mahal. Sedangkan, kapitalisasi pasar CUAN dan PTRO masih terbatas sehingga peluang masuk indeks MSCI jadi kecil.

Wafi merekomendasikan investor untuk mencermati saham CUAN dengan target harga Rp 13.000, BREN Rp 8.500, dan PTRO Rp 4.200.

Sedangkan, Harry merekomendasikan buy saham PTRO dan CUAN dengan target harga masing-masing Rp 4,500 dan 16.100.

Adapun Nafan menyarankan investor untuk segera realisasikan profit karena ketiganya telah extremely overbought.

Melihat pergerakan sahamnya pada perdagangan Senin (14/7), saham PTRO naik 24,76% ke harga Rp 3.980, CUAN naik 17,19% ke Rp 16.875, dan BREN meningkat 19,67% ke Rp 7.300.

Sebagai tambahan informasi, penguatan harga saham grup Barito terjadi setelah Morgan Stanley Capital International (MSCI) resmi mengumumkan tiga saham milik taipan Prajogo Pangestu yakni BREN, PTRO dan CUAN tidak lagi mendapatkan perlakuan khusus (exceptional treatment) dalam peninjauan indeks MSCI periode Agustus 2025 mendatang.

Saham-saham tersebut nantinya akan dievaluasi sesuai dengan metodologi MSCI Global Investable Market Indexes Methodology (GIMI), termasuk dengan penerapan kebijakan baru terkait perpanjangan periode pemantauan, melansir pengumuman resmi dari MSCI, Jumat (11/7).

Keputusan tersebut sekaligus menandai dibatalkannya rencana penerapan kriteria Unusual Market Activity (UMA) atau pencatatan di Papan Pemantauan Khusus (FCA) dalam kurun waktu 12 bulan terakhir sebagai syarat peninjauan dalam indeks MSCI. 

Perubahan ini merupakan respons atas masukan dari para pelaku pasar yang sebelumnya menilai penerapan mekanisme UMA dan FCA selama 12 bulan dinilai terlalu ketat.

Untuk kriteria baru, MSCI akan memberlakukan perubahan signifikan terhadap perlakuan atas saham-saham yang masuk dalam daftar pengawasan khusus seperti papan pemantauan khusus (kriteria 10) di Indonesia dan Taiwan Disposition Board. Kebijakan ini mulai berlaku pada peninjauan indeks periode Agustus 2025.

Dalam kebijakan terbaru ini, MSCI memperpanjang periode pemantauan atas saham-saham yang masuk dalam dua daftar tersebut. Secara khusus, MSCI menyatakan tidak akan menambahkan saham ke dalam MSCI Investable Market Indexes (IMI) maupun melakukan perpindahan segmen ukuran antara Standard dan Small Cap untuk saham yang tercatat di kedua papan pengawasan itu.

Ini berlaku untuk saham yang telah muncul di papan pemantauan itu dalam periode mulai dari tanggal batas harga Peninjauan Indeks sebelumnya hingga tiga hari kerja sebelum Tanggal Efektif Peninjauan Indeks saat ini.

MSCI juga akan memperbarui dokumen metodologi GIMI sebagai bagian dari pembaruan kebijakan yang akan berlaku dalam Index Review Agustus 2025.

Ke depan, MSCI akan terus mengevaluasi daftar peringatan serupa di pasar lain dan dapat mempertimbangkan penerapan perlakuan ini di masa mendatang.

Selanjutnya: PT Gag Nikel Masih Belum Beroperasi, Ini Penjelasan Kementerian ESDM

Menarik Dibaca: 7 Penyebab Kulit Wajah Kasar, Bukan Hanya Kulit Kering!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×