Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten Grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) kembali menggelar aksi korporasi. Yang terbaru, pada pekan lalu DSSA menjual sebanyak 22,48 miliar saham atau setara 4,71% saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).
Dalam transaksi yang dilakukan pada 15 November 2024 tersebut, DSSA menjual 4,71% saham FREN kepada PT Bali Media Telekomunikasi (BMT) dengan nilai transaksi sebesar Rp 562,15 miliar. Dengan transaksi ini, BMT kini menggenggam sebanyak 41,17% kepemilikan saham di FREN.
Pada tanggal yang sama, DSSA meneken perjanjian fasilitas pinjaman yang diberikan kepada BMT dengan plafon sampai dengan US$ 525 juta. Transaksi antara DSSA dan BMT ini merupakan transaksi afiliasi karena keduanya dimiliki dan dikendalikan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh bos Sinar Mas, Franky Oesman Widjaja.
Baca Juga: Laba Bersih Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Anjlok 40,31% di Semester I-2024
Melalui penjualan saham FREN, Manajemen DSSA berharap dapat berfokus pada pengembangan usaha dan pengelolaan portofolio investasi yang lebih sistematis. Sedangkan melalui perjanjian pinjaman, DSSA dapat memilih cara pembayaran kembali utang melalui konversi utang menjadi saham dalam BMT atau memperoleh kompensasi berupa bunga.
Sejak beberapa tahun terakhir, DSSA telah menyusun dan melaksanakan rencana strategis untuk beralih menuju bisnis energi baru dan terbarukan serta pengembangan ekosistem digital yang mendukung visi jangka panjang.
"Perseroan telah melakukan sejumlah langkah konkret, termasuk di antaranya melakukan restrukturisasi internal, kerja sama strategis, memberdayakan aset, dan penataan kembali portofolio investasi," ungkap Manajemen DSSA dalam keterbukaan informasi, Jumat (15/11).
Praktisi Pasar Modal & Founder WH Project, William Hartanto mengamati pelepasan saham FREN tidak memberikan dampak signifikan bagi prospek kinerja maupun pergerakan harga saham DSSA. Meski sedang melakukan transformasi bisnis, tapi saat ini performa keuangan DSSA masih dominan ditopang oleh segmen bisnis batubara melalui PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS).
Baca Juga: Dian Swastatika (DSSA) Andalkan Bisnis Batubara, Kejar Pendapatan US$ 3 Miliar
"DSSA adalah saham emiten yang lebih terkait dengan batubara. Melepas kepemilikan FREN membuat DSSA memiliki dana yang bisa digunakan untuk ekspansi yang lain. Jadi melepas FREN tidak ada hubungan dengan harga sahamnya," terang William kepada Kontan.co.id, Rabu (20/11).
Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada punya pandangan serupa. Pelepasan FREN memungkinkan DSSA untuk bisa lebih fokus pada pengembangan lini bisnis lainnya. Hanya saja dari sisi pergerakan saham, pelaku pasar perlu mencermati posisi saham DSSA yang sedang dalam tren turun.
Meski begitu, Reza melihat saham DSSA sudah berada di area oversold.
"Pelaku pasar tampak masih menunggu sinyalemen pembalikan arah dari DSSA dan dampak dari aksi korporasinya tersebut," kata Reza.
Adapun, harga saham DSSA terus melaju sejak aksi pemecahan saham (stock split) pada Juli lalu. Namun dalam sebulan terakhir, pergerakan saham DSSA mulai melandai dengan penurunan 14,38%.
William melihat pelemahan ini terjadi karena setelah stock split belum ada sentimen lanjutan yang bisa mengangkat saham DSSA. Dus, terjadi jenuh beli. William menaksir, sentimen dari komoditas batubara di akhir tahun berpotensi kembali mendorong saham DSSA.
Saat ini, William merekomendasikan wait and see terlebih dulu terhadap saham DSSA dengan mencermati support di level Rp 32.225.
Baca Juga: Sagu Sampai Silika Digadang Masuk RPJMN, Sudah Digarap CUAN, Sinarmas, dan Sampoerna
Senada, Reza menyarankan pelaku pasar menunggu momentum untuk masuk di saham DSSA pada kisaran Rp 35.750 - Rp 35.825 dengan target jangka pendek di level Rp 38.500.
Adapun pada perdagangan Rabu (20/11), DSSA tampak mulai bangkit dengan penguatan 2,84% ke level Rp 37.075 per saham.
Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga menyarankan wait and see saham DSSA dengan support di level Rp 34.900.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo juga menyematkan rekomendasi wait and see pada saham DSSA. Saran William, cermati support di Rp 35.000 dan resistance pada area Rp 37.850 per saham.
Selanjutnya: Harga Pangan Maluku Utara: Ikan Bandeng & Daging Sapi Murni Turun, Rabu (20/11)
Menarik Dibaca: 4 Tanda Harus Ganti Skincare, Salah Satunya Jenis Kulit Berubah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News