kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Prediksi Sejumlah Analis untuk Saham Bank-Bank Besar


Kamis, 10 Maret 2022 / 06:30 WIB
Simak Prediksi Sejumlah Analis untuk Saham Bank-Bank Besar


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah terkoreksi cukup dalam selama tiga hari perdagangan berturut-turut sejak akhir pekan lalu, saham bank-bank besar terkerek naik pada penutupan perdagangan Rabu (9/3).

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya ditutup menguat 3,16% pada penutupan perdagangan Rabu (9/3) ke Rp 4.570. Namun, masih terkoreksi 1,3% dalam sepekan. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 1% ke level Rp 7.623 dan dalam sepekan terkoreksi 0.3%.

PT Bank Centra Asia Tbk (BBCA) ditutup meningkat 2,6% ke level Rp 7.850 dan dalam sepekan masih turun 2,5%. Sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ditutup naik 2,3% ke level Rp 7.775 tetapi dalam seminggu masih turun 1,9%.

Ellen May Founder Emtrade mengatakan, penurunan saham bank besar dalam dua hari terakhir hanya bersifat profit taking saja di tengah faktor konflik geopolitik yang sedang terjadi. "Penurunan itu merupakan kesempatan untuk masuk lagi," katanya pada Kontan.co.id, Rabu (9/3).

Baca Juga: Pilihan Saham dan Proyeksi IHSG untuk Kamis (10/3)

William Siregar, Senior Equity Research Analyst Emtrade menambahkan, penurunan saham bank besar dalam dua hari terakhir sebagian besar karena terkena dampak sistematis dari konflik Rusia dan negara-negara barat yang mengakibatkan penurunan market secara global, termasuk IHSG.

Sebagai catatan, sektor banking memiliki beta yang tinggi terhadap IHSG. William bilang, investor asing saat ini masih mencatatkan net buy Bursa Saham Indonesia walaupun dalam dua hari terakhir mereka mulai merealisasikan profit.

Namun, dia mengingatkan untuk investor untuk mewaspadai  peluang asing  untuk kembali  melakukan taking profit, terutama jika diukur dari dampak kenaikan The Fed yang diekspektasikan akan dinaikkan sebesar 25-50 basis point (bps) pada Maret ini.

Selain itu, konflik yang berkepanjangan akan membuat investor memburu dollar AS  sehingga potensi capital outflow kemungkinan dapat terjadi.

Sebetulnya Emtrade melihat prospek saham bank-bank besar masih akan solid. "Kenaikan The Fed rate yang pada akhirnya akan diikuti oleh kenaikan suku bunga BI merupakan katalis positif bagi sektor banking dalam jangka panjang, yang berpotensi mendorong kenaikan net margin," jelas William.

Hanya saja, William memperkirakan dampak volatilitas dalam jangka pendek masih mungkin terjadi terutama jika asing secara masif terus merealisasikan keuntungan dan keluar dari saham banking pasca pembagian dividen.

Ini menurutnya risiko dalam jangka pendek tetap bisa menjadi peluang bagi investor jangka panjang untuk melakukan  pembelian.

Untuk  sektor perbankan, Emtrade merekomendasikan saham BBRI dan BBCA untuk saat ini.

Baca Juga: Asing Net Sell Rp 11,31 Triliun saat IHSG Menguat, Berikut Saham yang Banyak Dilepas

Senada, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus  memandang penurunan saham bank-bank besar disebabkan karena invasi Rusia dan Ukraina tak kunjung usai dan semakin membahayakan prospek pemulihan ekonomi global. Faktor tersebut membuat saham di hampir semua sektor terkoreksi, kecuali sektor energi.

Faktor geopolitik tersebut telah mendorong harga minyak sehingga inflasi akan semakin tak terkendali sehingga pada akhirnya bank sentral di seluruh dunia akan menaikkan suku bunganya. Apalagi The Fed juga akan menaikkan suku bunga.

Kebijakan kenaikan suku bunga oleh bank sentral di tengah proses pemulihan ekonomi yang belum selesai itulah yang menurut Nico membuat investor cemas sehingga mendorong penurunan saham perbankan. Bukan sepenuhnya karena dampak langsung dari invasi Rusia ke Ukraina.

Kendati demikian, Nico melihat fundamental saham-saham bank-bank besar tetap kokoh, bahkan mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang menjanjikan pada tahun 2021.

Apalagi di tengah konflik Rusia dan Ukraina, investor asing akan beralih ke emerging market termasuk Indonesia. Itu sebabnya investor asing masih mencatatkan net buy di IHSG.

Namun, Nico mengingatkan bahwa arus yang masuk ini hanya bersifat sementara dan saat tensi geopolitik mereka akan kembali terjadi capital  outflow.

Saat ini,  Pilarmas Investindo Sekuritas masih merekomendasikan saham BMRI, BBCA, BBRI, BBNI, dan  ARTO. "Namun ingat, tekanan masih akan ada di pasar, cermati setiap situasi dan kondisi yang terjadi," pungkas Nico.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×