kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak prediksi rupiah pada perdagangan Senin (8/2) dari Valbury Asia


Senin, 08 Februari 2021 / 07:35 WIB
Simak prediksi rupiah pada perdagangan Senin (8/2) dari Valbury Asia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data non farm payroll Amerika Serikat (AS) yang dirilis belum cukup baik, berpotensi untuk menekan indeks dollar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan. Harapannya, kondisi tersebut bisa membawa rupiah untuk kembali mendekati level support atau menguat di awal pekan.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (5/2) rupiah berhasil ditutup koreksi 0,11% ke level Rp 14.030 per dollar AS, sedangkan dalam sepekan tercatat moderat dari catatan pekan lalu Jumat (29/1).

Sedangkan data kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR) mencatatkan penguatan 0,15% ke level Rp 14.062 per dollar AS dalam sepekan.

Baca Juga: Rupiah pekan depan diprediksi masih stabil

Research and Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengungkapkan, sentimen eksternal terkait  data ekonomi AS terkait non farm payroll (NFP) cenderung masih negatif.

Untungnya, di saat bersamaan angka pengangguran AS mencatatkan angka positif. Di samping itu, pada penutupan pekan lalu, indeks dollar AS cenderung koreksi, disertai dengan penguatan harga emas dan kurs lainnya seperti euro dan poundsterling.

"Ini akan berdampak di perdagangan Senin (8/2), dimana market akan melihat seberapa jauh dampak data NFP Negeri Paman Sam," kata Nanang kepada Kontan.co.id, Minggu (8/2).

Untuk perdagangan Senin (8/2), rupiah bakal menguji level support Rp 14.010  per dollar AS dan Rp 14.005. Sedangkan untuk level resistance berada di rentang Rp 14.035 per dollar AS hingga Rp 14.055 per dollar AS. Dengan rentang harga sepekan Rp 13.980 per dollar AS hingga Rp 14.050 per dollar AS.

Nanang menambahkan, hingga pekan lalu mata uang Garuda belum berhasil menembus level psikologis supportnya, yakni di Rp 14.000 per dollar AS. Ini menunjukkan bahwa rupiah masih cukup berat untuk menguat di bawah Rp 14.000 per dollar AS.

"Kami melihat, belakangan ini pergerakan indeks dollar AS diuntungkan oleh pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam yang lebih cepat dibandingkan Eropa dan negara lainnya. Alhasil itu memicu terjadinya aliran dana keluar, termasuk di Indonesia.

Selain itu, pasar juga mencermati perkembangan ekonomi di Indonesia, di mana pertumbuhan ekonomi Tanah Air menyusut menjadi 2,07% di sepanjang 2020. Ke depan, perkembangan kasus Covid-19 Tanah Air masih menjadi perhatian dan cukup diperhitungkan oleh pelaku pasar.

Baca Juga: Begini prediksi pergerakan rupiah di pekan ini

Sentimen tersebut, turut membebani rupiah untuk melenggang ke bawah level psikologis Rp 14.000 per dollar AS. Kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), turut menjadi perhatian, apakah masih akan berlanjut atau tidak.

Di sisi lain, Nanang juga mengingatkan bahwa pasar masih mencermati sinyal Presiden AS Joe Biden yang memungkinkan untuk memangkas paket stimulus US$ 1,9 triliun ke level US$ 1,3 triliun. Jika itu dilakukan, tentunya bakal berdampak cukup besar bagi pemulihan perekonomian AS ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×