kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak lima saham pilihan CSA Research Institute ini


Minggu, 16 Desember 2018 / 13:50 WIB
Simak lima saham pilihan CSA Research Institute ini
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,13% di level 6.169 pada akhir perdagangan Jumat (14/12) kemarin. Namun, laju indeks masih bisa mencatatkan positif sepanjang pekan lalu.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, masih adanya aksi beli yang ditopang sejumlah sentimen positif turut mendukung bertahannya IHSG di zona hijau.

Pergerakan IHSG di pekan kemarin menguat 0,71% atau lebih rendah dari pekan sebelumnya yang menguat 1,16%.

"Adapun high level yang diraih mencapai 6.186,05 di atas sebelumnya di 6.157,30 dan level terendah yang dicapai mencapai 6.069,16 dari sebelumnya 6.064,83," terangnya, Minggu (16/12).

Lebih lanjut ia menjabarkan tentang sejumlah sentimen negatif yang mengiringi pergerakan indeks sepanjang pekan lalu.

Salah satunya adalah imbas pelemahan bursa saham global di akhir pekan sebelumnya memicu terjadinya aksi jual, terutama investor asing yang tercatat mengalami kenaikan jual bersih di awal pekan.

"Lalu, kembali melemahnya laju Rupiah yang dibarengi dengan pelemahan pada pasar obligasi yang ditandai dengan meningkatnya imbal hasil serta pelemahan pada sejumlah bursa saham Asia turut menekan IHSG," paparnya.

Sementara sentimen positifnya, menurut Reza datang dari laju bursa saham AS yang positif dan harapan sebagian pengamat agar IHSG mampu kembali rebound.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sebenarnya ada sejumlah berita positif dari para emiten dan langkah pemerintah dalam mengoptimalkan kebijakannya dalam APBN 2019, tapi belum direspon positif oleh para pelaku pasar.

"Namun, berkurangnya aksi jual investor asing yang dibarengi dengan berkurangnya pelemahan Rupiah turut membantu IHSG kembali ke zona hijaunya. Tidak ketinggalan, pergerakan sejumlah indeks saham Asia yang menguat setelah merespon pemangkasan tarif impor oleh Tiongkok atas kendaraan dari AS turut menambah sentimen positif," tambahnya.

Lanjut Reza, pasca kenaikan laju IHSG berbalik melemah di akhir pekan seiring pelemahan bursa saham AS setelah terjadinya aksi ambil untung. "Aksi jual investor asing yang dibarengi dengan berbalik melemahnya Rupiah memberikan tekanan pada IHSG," tambahnya.

Adapun, asing mencatatkan net sell Rp 2,31 triliun atau dari pekan sebelumnya nett sell Rp 764,91 miliar. "Kembalinya aksi jual membuat IHSG tercatat jual bersih asing Rp 48,81 triliun di atas sebelumnya yang masih net sell Rp 46,51 triliun (YTD)," imbuhnya.

Sementara di awal pekan depan, Reza memprediksi pergerakan IHSG di pekan depan akan kembali menguat dan diperkirakan akan dibayangi oleh sejumlah sentimen dari pekan sebelumnya. Bertahan positifnya laju IHSG seiring masih adanya sejumlah sentimen yang direspon baik dapat membuka peluang kenaikan kembali.

Selain itu, secara teknikal shooting star menyentuh area upper Bollinger band. MACD cenderung meningkat. RSI, Stochastic, and William’s %R kembali mendekati area overbought.

"Akan tetapi, posisi IHSG yang telah menyentuh area upper bollinger band dapat menjadi riskan untuk terjadinya aksi profit taking. Apalagi jika sentimen yang ada tidak cukup baik mendukung kenaikan lanjutan maka IHSG pun dapat berbalik melemah," ujarnya.

Ia mengharapkan sentimen dari dalam negeri masih dapat positif untuk menjaga tren kenaikan IHSG. "Meski demikian, tetap mewaspadai terhadap aksi ambil untung lanjutan dan adanya sentimen yang dapat membuat laju IHSG kembali melemah," tutupnya.

Ia memprediksi IHSG bakal menguat dengan kisaran support di level 6.118 hingga 6.148. Sementara resistance di level 6.194 hingga 6.257.

Reza juga turut menyertakan sejumlah saham-saham untuk perdaganan awal pekan depan antara lain sebagai berikut.

1. TAMU: Trading buy selama bertahan di atas level Rp 3.860 per saham. Support di level Rp 3.850 hingga Rp 3.860 per saham. Sedangkan Resistance di level Rp 3.950 hingga Rp 4.110 per saham.

2. BBNI: Maintain buy selama dapat bertahan di atas level Rp 8.500 per saham. Support di level Rp 8.425 hingga Rp 8.500 per saham. Resistance di level Rp 8.825 hingga Rp 8.900 per saham.

3. SSMS: Trading buy selama dapat bertahan di atas level Rp 1.210 per saham. Support di level Rp 1.195 hingga Rp 1.210 per saham. Resistance di level Rp 1.280 hingga Rp 1.295 per saham.

4. WSKT: Trading buy selama dapat bertahan di atas level Rp 1.825 per saham. Support di level Rp 1.815 hingga Rp 1.825 per saham. Resistance di level Rp 1.860 hingga Rp 1.910 per saham.

5. TLKM: Trading buy selama dapat bertahan di atas level Rp 3.700 per saham. Support di level Rp 3.680 hingga Rp 3.700 per saham. Resistance di level Rp 3.800 hingga Rp 3.850 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×