kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak kinerja moncer AKR Corporindo (AKRA) di semester pertama 2021


Senin, 26 Juli 2021 / 16:36 WIB
Simak kinerja moncer AKR Corporindo (AKRA) di semester pertama 2021
ILUSTRASI. Kinerja AKR Corporindo (AKRA) di semester I-2021 ciamik


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

Haryanto optimistis, dengan prospek masa depan JIIPE, terutama setelah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus oleh Presiden Jokowi pada 28 Juni 2021. KEK JIIPE Gresik dapat mendorong investasi Jawa Timur dan Indonesia. 

“Kami terus memasarkan lahan dan utilitas KEK JIIPE Gresik ke investor domestik dan asing,” tambah dia.

Saat ini, KEK JIIPE Gresik juga telah memasuki pengembangan tahap kedua. Jetty pelabuhan diperluas untuk memenuhi permintaan pengiriman, termasuk untuk smelter tembaga.

Untuk diketahui, PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Chiyoda International Indonesia (PTCII) telah resmi menandatangani kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) senilai US$ 2,7 miliar pada pertengahan bulan lalu.

Kontrak ini diteken dalam rangka pembangunan pabrik smelter tembaga dan precious metal refinery di JIIPE milik AKRA.

Baca Juga: AKR Corporindo (AKRA) layangkan PKPU kepada dua anak usaha Atlas Resources (ARII)

Manajemen menyebut, smelter akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan berulang AKRA, yang merupakan pemegang saham mayoritas JIIPE. Pendapatan sewa akan dihasilkan dari 103 hektare (ha) lahan untuk smelter dan sekitar 40 ha-50 ha lainnya untuk area laydown.

Kontrak EPC meliputi smelter dengan kapasitas 1,7 juta ton konsentrat per tahun dan refinery logam mulia. Ini akan menjadi salah satu kapasitas smelter terbesar di dunia. Manajemen menilai, kontrak ini akan menarik investor ke JIIPE dari industri terkait untuk membangun supply chain eco-system untuk baterai, motor, dan kabel kendaraan listrik.

AKRA juga terus menjaga biaya operasional dengan ketat juga modal kerja agar tetap efisien. Hal ini tercermin dari turunnya sejumlah beban AKRA, seperti beban umum dan administrasi yang turun 6,23% menjadi Rp 344,85 miliar dan beban penjualan yang turun 23,56% menjadi Rp 22,25 miliar.

Manajemen AKRA juga berhasil menjaga net gearing tetap rendah, yakni 11%.

Selanjutnya: Melongok prospek reksadana Bahana US Opportunity Sharia Equity USD

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×