kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melongok prospek reksadana Bahana US Opportunity Sharia Equity USD


Senin, 26 Juli 2021 / 16:23 WIB
Melongok prospek reksadana Bahana US Opportunity Sharia Equity USD
ILUSTRASI. Bahana TCW Investment Management merilis produk reksadana saham syariah offshore, bertajuk Bahana US Opportunity Sharia Equity USD.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek pertumbuhan kinerja pasar saham di Amerika Serikat (AS) cukup menjanjikan seiring aktivitas ekonomi negara tersebut sudah kembali dibuka. Beriringan, tren minat investor dalam negeri  berinvestasi di saham luar negeri, termasuk pasar saham AS juga meningkat melalui reksadana saham syariah offshore.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan reksadana global termasuk saham syariah offshore per Juni mencapai Rp 16,05 triliun. Jumlah tersebut naik dari Rp 16,03 triliun di Mei dan Rp 12,6 triliun di Desember 2020.

Melihat tingginya minat  investor Indonesia untuk membeli aset saham dari bursa AS, PT Bahana TCW Investment Management akhirnya meluncurkan produk reksadana saham syariah offshore, bertajuk Bahana US Opportunity Sharia Equity USD.  Reksadana ini merupakan reksadana offshore satu-satunya di Indonesia yang yang fokus hanya pada pasar saham AS dan terkonsentrasi pada sektor teknologi dan kesehatan.

Bahana bersama Bank BDS Indonesia menggandeng Franklin Templeton Ltd dalam meluncurkan reksadana tersebut.

Baca Juga: Gandeng Bank DBS Indonesia, Bahana TCW rilis reksadana saham syariah dolar AS

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, minat investor berinvestasi pada saham global termasuk bursa AS, karena kinerja bursa di sana memang lebih tinggi dibanding indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam beberap tahun terakhir.

Prospek kinerja saham-saham AS lebih menarik karena aktivitas ekonomi kembali dibuka. Berbeda, dengan Indonesia yang saat ini masih mengalami perpanjangan PPKM darurat.

Sektor teknologi dan kesehatan yang menjadi fokus dari reksadana ini, juga memberi nilai tambah. Seperti kita ketahui perusahaan teknologi asal AS menjadi perusahaan besar dunia yang secara fundamental kuat bahkan di tengah pandemi Covid-19 menyerang. Sementara, fundamental sektor teknologi di Indonesia masih dalam area abu-abu yang sulit diprediksi prospeknya.

Wawan menilai, hingga saat ini potensi pemulihan ekonomi di AS masih sesuai harapan, selama tidak ada kenaikan kasus Covid-19. Jika ekonomi AS bisa kembali tumbuh, Wawan memproyeksikan The Fed akan cenderung menahan suku bunga acuan dan hal ini menjadi sentimen positif bagi pasar saham di sana.

Menurut Wawan, reksadana ini cocok dimiliki oleh investor yang memiliki kebutuhan dalam dollar AS. Namun, bagi investor yang tidak memiliki kebutuhan dalam dollar AS, reksadana ini juga bisa dijadikan instrumen diversifikasi portofolio.

"Tidak ada salahnya diversifikasi inevsatsi berdasarkan aset waktu dan lokasi, karena sejak pandemi pemulihan ekonomi dunia tidak ada yang seragam," kata Wawan, Jumat (23/7).

Selanjutnya: Potensi investasi reksadana di era suku bunga rendah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×