Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Gelombang Seismic Indonesia akan melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Perusahaan yang bergerak di bidang jasa survei seismik ini berencana menerbitkan 150 juta saham baru atau setara 42,85% modal ditempatkan dan disetor penuhnya.
Sebagai dasar valuasinya, Gelombang Seismic menggunakan buku Januari 2015. Asetnya tercatat US$ 9,88 juta, dengan liabilitas US$ 7,71 juta dan ekuitas US$ 2,16 juta.
Gelombang Seismic mengempit utang jangka pendek sebesar US$ 4,41 juta. Kemudian ada pula pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo setahun US$ 285.000. Lebih lanjut, Gelombang Seismic memiliki pinjaman jangka panjang US$ 1,21 juta.
Pada Januari 2015, pendapatan Gelombang Seismic melonjak 100% jadi US$ 80.240 dibandingkan periode satu bulan 2014 dimana perseroan belum mengantungi pendapatan. Peningkatan ini disebabkan oleh pencatatan hasil sisa penagihan proyek Bukit Energy Bohorok Pte Ltd yang dikerjakan di 2014.
“Usaha yang dilakukan oleh perseroan memiliki karakteristik tersendiri dimana pendapatan dari hasil penjualan jasa dibukukan setelah menyelesaikan pekerjaan survey seismik. Padahal jangka waktu pekerjaan yang harus diselesaikan oleh Perseroan tidak bersifat harian, rata-rata memakan waktu dari 3-5 bulan. Itu pun bila pekerjaan tidak mengalami hambatan di lapangan,” sebut Direktur Utama Gelombang Seismic Benyamin Dwijayanto, dalam prospektus yang dirilis perseroan, Rabu, (22/7).
Akhir tahun lalu, pendapatan Gelombang Seismic turun 33,66% menjadi US$ 6,05 juta. Lalu labanya pun tergerus 16,15% ke posisi US$ 195.143. Dengan ini, Gelombang Seismic pun mengalami rugi per saham US$ 13,96.
Benyamin menyadari bahwa penurunan ini cukup signifikan. Ia memandang ada dua faktor utama yang menjadi penyebabnya. Pertama yaitu 2014 merupakan tahun politik di Indonesia yang ditandai dengan tingginya aktivitas politik. Lalu kedua, terjadi penurunan harga minyak global.
Sepanjang 2014, Gelombang Seismic memenangkan empat tender proyek survei seismik. Namun pelaksanaan dua proyek ditunda ke tahun 2015. Proyek tersebut adalah KSO Pertamina EP-Indrillco Hulu Energy yang bernilai US$ 2,52 juta dan PT Anugerah Mutiara Sentosa South Baturaja PSC senilai US$ 2,19 juta.
Saat ini, Gelombang Seismic baru merealisasikan proyek KSO Pertamina EP-Indrillco Hulu Energy yang telah berjalan sejak Maret 2015. Sedangkan proyek PT Anugerah Mutiara Sentosa South Baturaja PSC masih menunggu izin prinsip dari pemerintah. Selain itu, Gelombang Seismic juga akan menggarap proyek KSO Pertamina-Petroenim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News