kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak dampak pembubaran enam produk reksadana Minna Padi terhadap pergerakan IHSG


Minggu, 24 November 2019 / 20:43 WIB
Simak dampak pembubaran enam produk reksadana Minna Padi terhadap pergerakan IHSG
ILUSTRASI. Pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan membubarkan enam produk reksadana yang dikelola oleh manager investasi Minna Padi Aset Manajemen (MPAM). Total nilai dana kelolaan enam reksadana ini mencapai sekitar Rp 6 triliun.

Adapun keenam produk tersebut meliputi Reksa Dana Minna Padi Pringgodani Saham, Reksadana Minna Padi Pasopati Saham, Reksa Dana Syariah Minna Padi Amanah Saham Syariah, Reksa Dana Minna Padi Property Plus, Reksa Dana Padi Keraton II, dan Reksa Dana Minna Padi Hastinaputra Saham.

Baca Juga: Minna Padi luncurkan reksadana syariah baru, investasi bisa mulai Rp 100.000

Beberapa saham yang masuk dalam portfolio Minna Padi Pasopati Saham seperti PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk ( BJTM). Selanjutnya beberapa saham yang terdapat dalam Minna Padi Pringgodani Saham, misalnya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), serta PT Wijaya Karya (WIKA).

Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan, banyak saham bagus dalam portofolio Minna Padi yang dibubarkan tersebut. Dengan begitu, ia memprediksi hal ini akan membuat pasar saham tertekan dalam beberapa waktu ke depan.

“Aturannya kan kalau dibubarkan, berarti dalam waktu 60 hari kerja melakukan penjualan. Fund manager akan menjual sahamnya, kemudian sulit bagi indeks untuk naik dalam waktu dekat ini, ya minimal Desember sampai Januari mungkin agak tertekan,” paparnya pada Kontan, Minggu (24/11).

Baca Juga: Ini penyebab Bareksa suspensi dua reksadana Narada Aset Manajemen

Ia khawatir apabila ada kasus serupa akan dapat memperpanjang tekanan terhadap pasar. Memang, OJK terus melakukan penertiban investasi reksadana, sebelumnya OJK telah menghentikan penjualan produk reksadana yang dikeluarkan PT Narada Aset Manajemen.

“Kalau ada yang menyusul akan butuh waktu,” tambahnya.

Dengan pembubaran produk itu, ia menuturkan bakal berdampak terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berpeluang terkoreksi cukup dalam. Namun hal itu juga bukan satu-satunya sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG.

Ia bilang IHSG tak hanya dipengaruhi oleh sentimen domestik seperti persoalan yang menyangkut manajer investasi, mengingat saat ini pasar masih memantau negosiasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Baca Juga: Bareksa stop pembelian reksadana Narada Aset Manajemen, ada apa?

“Kita melihat peluang IHSG akan terkoreksi ke level 5.000an, semoga Desember rebound ke angka 6.200 itu sudah bagus untuk indeks,” jelasnya.

Biasanya menjelang akhir tahun aksi window dressing oleh investor akan mendorong IHSG. Asal tahu saja, sebelumnya Hans menargetkan IHSG bisa ditutup pada level 6.500.

Ia menyarankan investor untuk tidak panik, serta melihat peluang yang ada. Ia merekomendasikan investor untuk mengoleksi saham ANTM dan WSKT, selanjutnya akumulasi beli untuk saham BBNI dan BMRI.

Menurut Maximilianus Nico Demus, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo, saham-saham yang terdapat dalam potfolio Minna Padi masih terjaga likuiditasnya meski saham-saham tersebut banyak dijual.

Baca Juga: Keuntungan Reksadana Pasar Uang Berpotensi Turun, Ini Strategi Manajer Investasi

“Sehingga kalaupun dijual, bukan berarti harganya langsung mengalami penurunan. Ini kan sama saja dengan jual beli di pasar saham, namun tujuannya saja yang berbeda,” ujarnya.

Ia menambahkan saham-saham yang masuk dalam portofolio Minna Padi ini masih mengalami kenaikkan sehingga ada potensi upside dan layak untuk dikoleksi.

Nico menyatakan penurunan yang tengah terjadi sekarang menjadi momen baik untuk investor mulai masuk dan mengoleksi saham-saham tersebut.

Baca Juga: Suku bunga berpotensi turun, return reksadana pasar uang ikut turun

“Tapi apabila investor tujuannya buat trading, tentu harus dikombinasikan dengan teknikal analisa per hari, sehingga dia mendapatkan momentum” katanya pada Kontan, Minggu (24/11).

Ia merekomendasikan investor untuk buy saham ANTM dengan target harga 1.200, kemudian beli harga BNLI dengan target harga 1.300 per saham, BBNI dengan target harga 8.950 per saham, saham INDF dengan target harga 9.050 per saham, kemudian PGAS dengan target harga 2.450 per saham.

Baca Juga: Tekanan turun IHSG masih besar pada hari ini

Nico juga menyarankan investor untuk buy saham JSMR dengan target hara 6.600 per saham, kemudian CTRA dengan target harga 1.350 per saham, WSKT dengan target harga 2.050 per saham, BMRI dengan target harga 8.650 per saham, selanjutnya beli saham WIKA dengan target harga 2.700 per saham, dan buy untuk saham WTON dengan target harga 750 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×