Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
Dengan pembubaran produk itu, ia menuturkan bakal berdampak terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berpeluang terkoreksi cukup dalam. Namun hal itu juga bukan satu-satunya sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG.
Ia bilang IHSG tak hanya dipengaruhi oleh sentimen domestik seperti persoalan yang menyangkut manajer investasi, mengingat saat ini pasar masih memantau negosiasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
Baca Juga: Bareksa stop pembelian reksadana Narada Aset Manajemen, ada apa?
“Kita melihat peluang IHSG akan terkoreksi ke level 5.000an, semoga Desember rebound ke angka 6.200 itu sudah bagus untuk indeks,” jelasnya.
Biasanya menjelang akhir tahun aksi window dressing oleh investor akan mendorong IHSG. Asal tahu saja, sebelumnya Hans menargetkan IHSG bisa ditutup pada level 6.500.
Ia menyarankan investor untuk tidak panik, serta melihat peluang yang ada. Ia merekomendasikan investor untuk mengoleksi saham ANTM dan WSKT, selanjutnya akumulasi beli untuk saham BBNI dan BMRI.
Menurut Maximilianus Nico Demus, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo, saham-saham yang terdapat dalam potfolio Minna Padi masih terjaga likuiditasnya meski saham-saham tersebut banyak dijual.
Baca Juga: Keuntungan Reksadana Pasar Uang Berpotensi Turun, Ini Strategi Manajer Investasi
“Sehingga kalaupun dijual, bukan berarti harganya langsung mengalami penurunan. Ini kan sama saja dengan jual beli di pasar saham, namun tujuannya saja yang berbeda,” ujarnya.