kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Simak Catatan Analis Terkait IPO dan Rekomendasi Saham Emiten BUMN


Senin, 06 Februari 2023 / 06:45 WIB
Simak Catatan Analis Terkait IPO dan Rekomendasi Saham Emiten BUMN


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

Faktor lain yang menentukan adalah momentum pasar saham dan sentimen sektoral. Arjun mencontohkan ADCP yang menggelar IPO di tengah tekanan sektor properti akibat tren kenaikan suku bunga dan lonjakan harga bahan baku pada tahun lalu.

"Kalau kita lihat grafik saham ADCP harganya sudah mulai anjlok sejak tengah September 2022, ketika periode BI sudah melakukan kebijakan kenaikan suku bunga secara agresif untuk mengatasi inflasi," terang Arjun.

Sementara itu, saham MTEL kondisinya masih terbilang overvalued dibandingkan rata-rata emiten telekomunikasi. "Jadi wajar kalau saham ini mengalami tren penurunan," imbuh Arjun.

Rekomendasi Saham

Sedangkan untuk PGEO yang sedang proses IPO, Arjun belum merinci analisa terkait valuasinya. Hanya saja, sektor PGEO di industri energi terbarukan bisa menjadi daya tarik di tengah momentum gencarnya transisi energi.

"Geothermal energi merupakan bidang prospektif serta potensi pasarnya meningkat di masa depan. Jadi menurut saya PGEO bisa menarik," kata Arjun.

Financial Expert Ajaib Sekuritas Chisty Maryani melihat, kinerja saham BUMN masih punya prospek pertumbuhan yang menarik. Terutama pada emiten BUMN jumbo, seperti di sektor perbankan dan energi.

Chisty menyoroti IDX BUMN20 yang mampu mencetak return 10,42% sepanjang tahun 2022. Jauh lebih tinggi dibandingkan return IHSG yang sebesar 4,1% maupun indeks prestisius LQ45 yang hanya mencatatkan return 0,62%.

Untuk rekomendasi pada tahun ini, setiap sektor punya prospek berbeda. Perbankan ditaksir masih tumbuh solid. Kemudian, saham energi tergantung dari pergerakan harga komoditas. Sedangkan kinerja sektor konstruksi masih akan terhambat, termasuk karena efek kenaikan suku bunga.

Angin segar bisa dihirup oleh emiten konstruksi dari mulai bergulirnya proyek Ibu Kota Negara (IKN) pada tahun 2023. "Namun katalis positif itu bersifat sementara dan belum tentu terefleksikan di dalam kinerja perusahaan," jelas Chisty.

Emiten bank bigcaps BUMN masih menjadi jagoan. Seperti saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang punya potensial upside ke harga Rp 4.940. Pada perdagangan Jum'at (3/2), saham BBRI menguat 3,26% ke harga Rp 4.750.

Berikutnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dengan target harga Rp 9.950. Posisi harga saham BBNI saat ini ada di Rp 9.300. Untuk emiten tambang, Chisty merekomendasikan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan target kenaikan jangka pendek ke Rp 2.400 dari posisi sekarang di Rp 2.330.

Rekomendasi selanjutnya adalah sektor telekomunikasi, yakni TLKM dan MTEL. Harga saham TLKM berpeluang naik ke level Rp 4.000 dari harga saat ini di Rp 3.880. Sedangkan MTEL punya potensi kenaikan ke level harga Rp 720 per lembar saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×