kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak 8 sentiman pasar yang akan menggerakkan IHSG sepekan


Minggu, 06 September 2020 / 15:05 WIB
Simak 8 sentiman pasar yang akan menggerakkan IHSG sepekan
ILUSTRASI. Dalam sepekan, IHSG turun 2% ke 5.239,85 pada Jumat (4/9).


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

5. Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell dan beberapa pejabat Fed selama seminggu terakhir menegaskan suku bunga akan tetap rendah dalam waktu beberapa tahun akibat pandemi covid-19. Perekonomian membutuhkan suku bunga rendah untuk mendukung aktivitas ekonomi untuk waktu yang panjang.

Rata-rata inflasi membuat peluang kenaikan bunga lebih lambat terjadi. Dan The Fed juga tidak akan menaikkan bunga biarpun terjadi perbaikan angka pengangguran dan mencapai target yang diinginkan.

6. Angka Purchasing Managers Index (PMI) beberapa negara menunjukkan perbaikan. Pada bulan Agustus data PMI Zona Eropa menunjukkan aktivitas ekonomi bergerak lebih baik dari ekspektasi di angka 51,9 lebih baik dari perkiraan 51,6.

Angka di atas 50 menunjukkan ekonomi ekspansi, namun angka ini lebih rendah dari bulan Juli di 54,9 ketika ekonomi masih berjuang menghadapi gangguan pandemi covid 19. Purchasing Managing Indeks (PMI) sektor jasa China di bulan Agustus menunjukkan angka 54 turun sedikit dibandingkan 54,1 point pada Juli. Terlihat terjadi perlambatan pemulihan ekonomi.  

Baca Juga: 9 Perusahaan akan melantai di BEI mulai besok

7. Data Covid-19 di Indonesia masih terus naik baik dari total cases, daily new cases, active cases. Untuk data total deaths dan daily deaths juga tetap naik. Masih naiknya kasus potensi tekanan pada perekonomian. Tetapi naiknya jumlah recovered menjadi sentimen positif penyeimbang. Terlihat terjadi perlambatan ekonomi di Agustus 2020 di tandai dengan deflasi sebesar 0,05%.

Angka inflasi secara year to date menjadi 0,93% dan inflasi tahunan atau year on year menjadi 1,32%. Pandemi Covid 19 telah memukul daya beli masyarakat sehingga deman atau permintaan barang dan jasa turun. Hal ini berdampak pada peluang konsumsi masyarakat turun sehingga berpeluang membuat pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga akan kembali negatif. Bila belanja pemerintah efektif diharapkan mampu membawa ekonomi keluar dari resesi pada kuartal keempat. Belanja fiskal menjadi satu-satunya harapan pemulihan ekonomi saat ini.

Baca Juga: KMDS, BBSI, dan SCNP akan mencatatkan saham di BEI pada Senin (7/9)

8. Kabar amandemen Undang-undang tentang Bank Indonesia menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan. Bank Indonesia terancam tidak independen karena akan di bawah Dewan Moneter yang dikepalai menteri keuangan. Menteri keuangan dikabarkan akan mempengaruhi kebijakan moneter yang selama ini digawangi Bank Indonesia.

Mekanisme burden sharing antara Bank Indonesia dan Pemerintah akan diperpanjang hingga tahun 2022. Bank Indonesia yang selama ini lebih fokus pada stabilitas ekonomi dengan menjaga inflasi mendapatkan tugas tambahan untuk mendukung penciptaan lapangan kerja. Belum lagi rumor pengawasan sektor keuangan tidak akan terintegrasi lagi menambah ketidakpastian pasar. Memang belum dapat dipastikan kabar ini tetapi menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan dan membuat pelaku pasar menjadi berhati-hati. 

Selanjutnya: Merosot 2% dalam sepekan, ini proyeksi analis terhadap pergerakan IHSG pekan depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×