Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) resmi membuka rumah sakit baru di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan rumah sakit baru ini, total rumah sakit yang dimiliki SILO kini mencapai 19 jaringan.
Romeo F. Lledo, Presiden Direktur SILO mengatakan, rumah sakit baru ini menelan dana investasi sebesar Rp 350 miliar. Perseroan memilih Kupang sebagai lokasi rumah sakit baru karena Kupang merupakan lokasi strategis yang menjadi destinasi wisata di Indonesia.
Nantinya, Siloam Hospitals Kupang akan terintegrasi dengan Mixed Development lainnya seperti mall, commercial center, bank, perkantoran, sekolah, dan hotel. Proyek mixed development ini digarap induk SILO, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Saat ini, Lippo Mall Kupang sedang dalam proses pembangunan. Total investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan Mixed Development tersebut mencapai Rp 900 miliar.
"Rumah sakit ini melayani pasien dari semua segmen, yaitu mereka yang menjadi peserta BPJS dan pengguna asuransi kesehatan swasta dan masyarakat umum lainnya," ujar Founder Siloam Hospitals Group, James T. Riady, Sabtu, (20/12).
Pada tahap awal operasional tersebut, Siloam Hospitals Kupang memiliki 41 dokter umum dan spesialis, 123 perawat dan tenaga medis dengan 100 tempat tidur pasien. "Tentu jumlah tenaga medis dan penunjangnnya akan ditambah," imbuh Romeo.
Rumah sakit ini juga memiliki layanan kesehatan dengan Tele-Medicine atau peralatan komunikasi digital yang memungkinkan akses langsung dengan para dokter ahli yang ada di jaringan Siloam Hospitals Group dan jaringan internasional yang dimiliki.
Sementara pada tahun depan, SILO bersiap membangun enam hingga delapan rumah sakit. Perseroan menyiapkan dana hingga US$ 140 juta untuk ekspansi tersebut. Capex itu tumbuh hingga 86% dari tahun ini yang sekitar US$ 75 juta.
Romeo pernah bilang, saat ini perseroan sudah mengantongi 55 lokasi strategis di beberapa wilayah Indonesia untuk membangun rumah sakit baru. Lokasi itu merupakan land bank yang dimiliki LPKR.
Untuk mendanai ekspansinya, SILO bersiap menjaring dana dari pasar modal. Namun, kemungkinan besar, perseroan masih bisa menggunakan dana kas internal dan dana dari LPKR.
Dalam pembangunan rumah sakit, SILO memang hanya berinvestasi pada alat kesehatan saja. Sementara untuk pembangunan gedung dan investasi lahan, akan ditanggung LPKR.
Dia mengatakan, hingga tahun 2017, perseroan menargetkan bisa membangun 40 rumah sakit baru yang tak hanya menjangkau kelas premium, tetapi juga kelas menengah ke bawah. Dengan tambahan rumah sakit baru, SILO menargetkan pendapatannya tumbuh menjadi 40% pada tahun depan.
Tahun ini, SILO menargetkan pendapatan sebesar Rp 3 triliun. Sehingga, tahun depan, pendapatan SILO diharapkan bisa menyentuh angka Rp 4,2 triliun. Lalu, marjin laba kotor tahun ini yang ditargetkan sebesar 13,5% diramal bisa meningkat menjadi 15% pada tahun 2015 mendatang.
Saham SILO ditutup turun 2,28% menjadi Rp 13.925 per saham pada perdagangan Jumat (19/12).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News