Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Si kuning emas kian mengilap seiring meningkatnya ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter. Setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed menahan suku bunga acuannya, Kamis (20/6).
Tercatat, harga emas kontrak pengiriman Agustus 2019 di Commodity Exchange menguat 2,74% ke US$ 1.3885 per ons troi. Harga tersebut merupakan harga tertinggi sejak Januari 2018.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, sikap dovish The Fed mengindikasikan ekonomi AS mengalami perlambatan dan kemungkinan menurunkan suku bunga tahun ini. Hal tersebut menjadi sentimen positif dan menaikkan harga emas global.
Bahkan tren pemangkasan yang juga terjadi di beberapa bank sentral, turut mengerek harga emas batangan keluaran PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Kamis (20/6) pertumbuhan harga emas Antam capai level tertinggi dengan naik Rp 10.000 dan menyentuh Rp 694.000 per gram. Dalam sepekan harga emas Antam naik Rp 19.000 dan sejak awal tahun tumbuh Rp 27.000
"Rata-rata bank sentral bersikap dan akibat adanya perang dagang AS dengan beberapa negara lain, membuat harga emas jadi melambung luar biasa," kata Ibrahim.
Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar menambahkan, kini pelaku pasar sedang mencoba instrumen safe haven selain dollar AS yang sedang tertekan akibat adanya proyeksi pemotongan suku bunga FFR.
Selain itu, meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah turut mengilap emas. Belakangan, AS mengirim 1.000 pasukan tambahan ke Iran.
"Pelaku pasar takut konflik geopolitik akan meningkat maka mereka berlindung dengan mengoleksi emas," kata Deddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News