kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.577.000   13.000   0,83%
  • USD/IDR 16.375   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.108   27,96   0,39%
  • KOMPAS100 1.052   -1,07   -0,10%
  • LQ45 828   0,75   0,09%
  • ISSI 212   -0,75   -0,35%
  • IDX30 426   0,83   0,19%
  • IDXHIDIV20 509   1,31   0,26%
  • IDX80 120   -0,25   -0,21%
  • IDXV30 124   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   0,01   0,01%

Sido Muncul Antisipasi Dampak Kenaikan Dolar, Harga Produk Bisa Naik Secara Selektif


Kamis, 16 Januari 2025 / 21:44 WIB
Sido Muncul Antisipasi Dampak Kenaikan Dolar, Harga Produk Bisa Naik Secara Selektif
ILUSTRASI. Sido Muncul (SIDO) akan melakukan penyesuaian harga produk secara selektif di tengah penguatan dolar AS dan pelemahan rupiah.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) akan melakukan penyesuaian harga produk secara selektif di tengah penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan pelemahan rupiah. SIDO akan mengerek harga secara bertahap jika diperlukan, menyusul penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus berlanjut. 

Asal tahu saja, nilai tukar rupiah ditutup melemah pada (16/1)  sebesar 50,50 poin atau 0,31% ke level Rp16.376 per USD, sejalan dengan sentimen pasar global dan domestik yang cenderung negatif. Kenaikan dolar ini mengkhawatirkan beberapa industri yang mengandalkan bahan baku impor, termasuk sektor farmasi.

Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat menjelaskan bahwa SIDO, yang tidak mengimpor bahan baku obat secara langsung, saat ini membeli seluruh bahan bakunya dari pasar lokal. Namun, ada beberapa bahan baku, khususnya untuk produk Food & Beverage (F&B), yang masih memiliki eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar dolar.

"Sekitar 15%-20% bahan baku untuk segmen F&B memiliki korelasi dengan fluktuasi kurs dolar AS. Dampaknya bagi SIDO relatif terkendali dibandingkan perusahaan lain yang lebih bergantung pada impor," kata David kepada Kontan.co.id, Kamis (16/1).

Baca Juga: Prospek Emiten Farmasi Masih Segar Bugar

Meskipun demikian, dia menekankan bahwa apabila nilai tukar terus melemah, SIDO akan melakukan antisipasi dengan meningkatkan penggunaan bahan baku lokal, mengoptimalkan biaya operasional, serta memperkuat strategi ekspor untuk memperoleh pendapatan dalam mata uang asing. 

"Kami juga tidak memiliki utang pembelian bahan baku dalam dolar, sehingga risiko fluktuasi kurs tidak langsung berdampak pada kami," ujar David.

Terkait dengan harga produk, David menegaskan bahwa SIDO akan melakukan penyesuaian harga secara selektif dan bertahap, jika kondisi ini berlanjut. Penyesuaian harga tersebut akan tetap mempertimbangkan daya beli konsumen agar tidak membebani pasar terlalu besar. 

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham dan Prospek Emiten Farmasi di Tahun 2025

"Kami akan melakukan penyesuaian harga dengan tetap memperhatikan daya beli konsumen, sehingga dampaknya tidak terlalu besar bagi pasar," jelasnya.

Untuk tahun 2025, David mengungkapkan bahwa acuan nilai tukar yang ideal bagi industri farmasi berada di kisaran Rp 14.500 hingga Rp 15.000 per dolar AS. Namun, jika dolar terus menguat, SIDO siap untuk menghadapi situasi tersebut dengan strategi yang sudah dipersiapkan.

Di tengah ketidakpastian global dan domestik ini, SIDO berkomitmen untuk menjaga ketersediaan produk dan kualitas yang sudah dikenal oleh konsumen, sembari tetap mempertahankan daya saing di pasar.

Selanjutnya: Penjualan Richemont Mulai Naik Selama Musim Liburan

Menarik Dibaca: Hujan Sangat Lebat di Provinsi Ini, Cek Peringatan Dini Cuaca BMKG 17-19 Januari 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×