Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) diproyeksi meningkat di tahun 2025. Rencana meningkatkan harga jual (ASP) serta penguatan pasar ekspor menjadi katalis positif bagi emiten produsen Tolak Angin tersebut.
Analis Panin Sekuritas Sarkia Adelia memandang, kinerja SIDO berpotensi terkerek di tahun depan sejalan dengan rencana menaikkan ASP produk unggulan yang akan berefek pada peningkatan margin.
Baca Juga: IHSG Dibuka Menguat Pada Kamis (5/12) Pagi, PTBA, SIDO, GOTO Jadi Top Gainers LQ45
Di samping itu, pertumbuhan positif bisnis ekspor SIDO diharapkan turut mendorong kinerja pada 2025.
Sarkia menjelaskan, peningkatan ASP produk unggulan Sido Muncul akan meningkatkan volume penjualan karena adanya last bite oleh distributor di kuartal terakhir tahun ini.
Distribusi produk kemungkinan bakal lebih cepat sebagai respons untuk mengamankan pasokan produk, sebelum harga produk dijual lebih tinggi pada awal tahun depan.
Fenomena La Nina yang menandakan dimulainya musim hujan diharapkan turut mendukung kinerja SIDO. Volume penjualan SIDO diperkirakan melonjak selama musim hujan terutama untuk produk herbal seperti Tolak Angin dan Susu Jahe seiring dengan penurunan sistem kekebalan tubuh masyarakat dan peningkatan serangan penyakit musiman yang sering terjadi.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Teknikal Saham BRMS, TAPG, SIDO Untuk Perdagangan Rabu (4/12)
‘’Kami melihat potensi fenomena La Nina yang kuat seperti di tahun 2021-2022 akan terjadi kembali di kuartal IV-2024 hingga kuartal I-2025. Hal tersebut menjadi katalis positif bagi kinerja perusahaan di kuartal berikutnya,’’ kata Sarkia dalam riset 22 November 2024.
Sarkia menerangkan, sebelumnya musim hujan diharapkan berdampak pada kinerja SIDO di kuartal ketiga 2024. Namun, musim hujan ternyata bergeser di akhir Oktober dibarengi dengan daya beli melemah, sehingga menyebabkan pendapatan SIDO turun kuartalan.
SIDO tercatat melaporkan pendapatan Rp 730 miliar di kuartal ketiga yang lebih rendah -13,4% qoq daripada kuartal kedua sebesar Rp 843 miliar. Semua segmen pendapatan pun terpantau turun dengan segmen Herbal paling tertekan, disusul segmen Farmasi dan segmen F&B.
Kendati demikian, total pendapatan SIDO pada Januari – September naik 11% yoy menjadi Rp 2,62 triliun yang ditopang oleh volume penjualan yang solid seiring dengan permintaan yang kuat pada pasar ekspor, serta penguatan saluran distribusi di pasar domestik.
Baca Juga: Pasar Ekspor Jadi Kunci Pertumbuhan Sido Muncul (SIDO)
Sarkia mengungkapkan bahwa manajemen SIDO menargetkan kontribusi pasar ekspor mencapai 15% terhadap total penjualan dalam 3-5 tahun ke depan, yang membidik pertumbuhan di sektor perkebunan Malaysia, serta kanal Horeka lewat minuman RTD utamanya yakni Kukubima.
Sedangkan, pertumbuhan di Filipina akan didorong oleh keberlanjutan partnership acara "Eat Bulaga" dan target foreign workers di negara tersebut.