kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siasat MAPI agar penjualan tetap tinggi


Kamis, 19 September 2013 / 06:03 WIB
Siasat MAPI agar penjualan tetap tinggi
ILUSTRASI. Promo Tiket.com s.d 24 Mei 2022, Diskon Hotel di Bali & Nusa Tenggara Hingga 50%


Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Kurs rupiah yang melemah membuat para emiten memutar otak untuk mempertahankan kinerja. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), contohnya, mengompensasi pelemahan rupiah dengan menaikkan harga jual. Maklum, produk-produk yang dijual MAPI, mayoritas impor. MAPI memakai acuan kurs 1 US$ = Rp 9.670. Padahal, sekarang ini, dollar AS sudah menggapai level 11.492. 

Analis KDB Daewoo Securities Indonesia Andrew Argado mengatakan, jika MAPI tidak menaikkan harga jual, margin laba MAPI akan tergerus. Maka itu, MAPI memang harus menggerek harga jual agar kinerja tidak menurun.

Analis Danareksa Sekuritas Anindya Saraswati yakin, kenaikan harga jual tidak akan mengurangi minat konsumen untuk membeli produk di gerai MAPI. "Saya tidak melihat dengan menaikkan average selling price (ASP) dmenurunkan market share MAPI," ujar Andrew.

Maklum, MAPI merupakan pemain tunggal di produk fesyen kelas atas dengan merek yang kuat. Kenaikan harga tak membuat pelanggan beralih membeli produk di gerai lain.

Kalaupun minat konsumen turun, kata Anindya itu sudah lumrah. "Tapi mayoritas konsumen MAPI adalah kalangan menengah atas yang tidak sensitif terhadap perubahan harga," ujar dia.

Selain itu, ia memperkirakan, kenaikan harga tidak akan sekaligus tinggi, melainkan secara bertahap. Jika bertahap maka konsumen tidak akan terlalu kaget dengan kenaikan harga jual sehingga konsumen masih dapat menyesuaikan,

MAPI sendiri optimistis, penjualan di tahun ini masih akan tumbuh 25% meski ada kenaikan harga jual. Analis juga yakin target tersebut dapat diraih oleh MAPI.

Andrew menilai, tanpa kenaikan harga, emiten ini sejatinya dapat mengakali dengan menggenjot kuantitas penjualan, sehingga target penjualan tetap tercapai.

Meski demikian, analis melihat, margin MAPI sudah tertekan di semester I tahun ini. Di periode tersebut, net profit margin MAPI sebesar 3,33% atau turun dari 4,8% di semester I-2012. Anindya menilai, tekanan margin ini terjadi karena kenaikan upah minimum dan biaya sewa gerai.

Dalam risetnya, Anindya menyebutkan, biaya sewa toko dan pengeluaran upah karyawan mencapai 31% dan 29% dari total beban operasional di 2012. Dus, margin laba MAPI akan sangat sensitif terhadap kenaikan dua beban tersebut.

Menurut perhitungan Aninditya, setiap kenaikan beban 50 basis poin (bps), MAPI perlu menaikkan ASP 3%. Akibat, kenaikan beban, ia menduga, operating margin MAPI akan tertekan 50-100 bps di tahun ini menjadi 9% lebih rendah dari 2012 sebesar 10%.

Anindya menargetkan, pendapatan MAPI bisa mencapai Rp 9,56 triliun di tahun ini naik 25,99% dari tahun lalu. Laba bersih MAPI juga akan tumbuh 20,4% menjadi Rp 521 miliar di 2013.

Harry Su, Kepala Riset Bahana Securities, memproyeksikan, pendapatan MAPI tahun ini akan mencapai Rp 9,38 triliun dengan laba bersih Rp 473 miliar.

Ketiga analis itu merekomendasikan beli saham MAPI. Anindya menargetkan harga MAPI di Rp 7.400, Harry di Rp 7.900. Sedangkan, Andrew memasang target harga MAPI Rp 7.210. Kemarin, harga MAPI turun 0,85% di Rp 5.800 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×