Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tambang batubara PT Indo Tambangraya Megah Tbk mencoba memperkuat bisnisnya di tahun ini. Karenanya, emiten berkode saham ITMG tersebut menyiapkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai US$ 49 juta—US$ 50 juta pada tahun ini.
Direktur Hubungan Investor Indo Tambangraya Megah Yulius Gozali mengatakan, mayoritas capex ITMG di tahun ini dialokasikan untuk proyek pembangunan jalan tambang atau hauling road di Kalimantan Tengah.
Pembangunan ini untuk menunjang kebutuhan ekspansi tambang batubara anak usaha ITMG yakni PT Bharinto Ekatama.
Baca Juga: Harga Batubara Masih Terjepit, Emiten Cenderung Konservatif
“Akses menuju tambang Bharinto masih cukup sulit di Kalimantan Tengah. Jadi, perlu dibuatkan jalan,” kata Yulius kepada Kontan, Rabu (4/3) lalu.
Tahun lalu, ITMG berhasil mencatatkan realisasi capex sekitar US$ 40 juta. Saat itu, sebagian besar capex perusahaan digunakan untuk membeli beberapa alat berat. Emiten ini juga menggunakan capex tersebut untuk kebutuhan pemeliharaan alat-alat penambangan.
Adapun untuk sementara ini, pihak ITMG masih akan mengandalkan kas internal sebagai sumber capex pada tahun 2020. Pasalnya, posisi kas perusahaan ini dianggap masih cukup kuat kendati pada tahun lalu mengalami penurunan kinerja.
Baca Juga: Kinerja 4 emiten batubara ini: PTBA, ADRO, DOID & ITMG kompak tergerus di 2019
Walau begitu, ITMG juga tetap membuka opsi mencari pinjaman dana dari perbankan untuk membantu pembiayaan capex pada tahun ini.
Lebih lanjut, ekspansi ITMG tak hanya berkutat pada pembangunan infrastruktur tambang. Perusahaan ini juga sedang menjajaki bisnis energi baru terbarukan (EBT).
Tahun lalu, ITMG sudah memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di area tambang batubara anak usahanya PT Indominco Mandiri. PLTS tersebut bersifat hybrid yang menggabungkan tenaga surya dan disel dengan kapasitas sekitar 3 megawatt (MW).
ITMG menggunakan PLTS tersebut untuk membantu kelistrikan di tambang internal milik perusahaan. “Saat ini keberadaan PLTS baru untuk memenuhi kebutuhan internal. Tapi kami masih mencari potensi yang ada,” ungkap Yulius.
Baca Juga: Efek Virus Corona (Covid-19), Ekspor Batubara dari Indonesia ke China Bisa Turun 20%
Di samping itu, ITMG juga masih melirik peluang akuisisi lahan tambang batubara. Yulius mengaku, sudah ada beberapa lahan tambang yang masuk dalam pipeline perusahaan. Sebagian besar lahan tambang tersebut berada di kawasan Kalimantan yang cukup dekat dengan infrastruktur tambang ITMG.
Hanya saja, belum bisa dipastikan kapan agenda akuisisi lahan tambang tersebut akan dieksekusi oleh ITMG. Perusahaan ini masih mempertimbangkan beberapa aspek, seperti nilai jual tambang dan kualitas batubara dari lahan yang diincar.
Baca Juga: Virus corona bisa pengaruhi ekspor batubara ke China
“Sebenarnya ketidakpastian harga batubara bisa mendorong kenaikan penjualan lahan tambang. Tapi kami mesti lihat lagi perkembangan ke depan,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News