Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
Namun TLKM masih enggan untuk membeberkan jumlah aset yang akan di-inbreng ke InfraCo. Hal ini dilakukan karena takut ada bias. Soalnya belum ada proses due diligence.
Yang pasti, lanjut Honesti, total aset yang akan dialokasikan mencapai puluhan triliun. Dia menganalogikan mayoritas aset dari neraca keuangan TLKM merupakan fiber optik.
"Kalau di cek di neraca keuangan Telkom sekitar 60% sampai 70% merupakan fiber optik," jelasnya.
Baca Juga: Potensi Cuan Saham Big Caps Makin Besar
Sebagai gambaran total aset lancar TLKM mencapai Rp 50,72 triliun per 30 September 2023. Ini menurun 7,86% jika dibandingkan pada posisi 31 Desember 2023 di Rp 55,05 triliun.
Kemudian TLKM memiliki aset tidak lancar sebesar Rp 225,48 triliun. Dengan begitu, total aset emiten pelat merah ini mencapai Rp 276,21 miliar per 30 September 203.
Setelah pemindahan aset terjadi, InfraCo baru akan melakukan ekspansi. Di saat itu lah, TLKM akan mulai menggelar investasi dan mencari mitra strategis untuk menyokong bisnis fiber optik InfraCo.
Baca Juga: Merger & Akuisisi Sembilan Bulan Turun 53,1%, Sektor Komunikasi dan Teknologi Jeblok
Honesti bilang investasi yang incar TLKM tidak hanya terbatas pada uang, tetapi termasuk kompetensi dan teknologi. Ada berbagai skema yang akan dilakukan Telkom mulai dari meminjam hingga akuisisi.
"Ked epannya, Telkom akan lebih banyak menggunakan skema borrow and buy untuk bisnis yang sesuai dengan Telkom," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News