Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) resmi melahirkan anak usaha baru, PT Telkom Infrastruktur Indonesia alias InfraCo. Entitas anyar ini berfokus untuk mengelola aset fiber optik milik Grup Telkom.
InfraCo telah memperoleh Surat Keterangan (SK) Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum sejak Desember 2023. Adapun PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menggenggam 124 saham InfraCo setara dengan Rp 12,4 juta.
PT Multimedia Nusantara atau Telkom Metra juga tercatat sebagai pemegang saham minoritas InfraCo. Telkom Metra hanya memiliki satu lembar saham senilai Rp 100.000.
Baca Juga: Mitratel (MTEL) akan Beli 997 Menara Indosat (ISAT), Simak Rekomendasi Sahamnya
Honesti Basyir, Direktur Group Business Development Telkom Indonesia menjelaskan InfraCo akan fokus pada pengembangan dan mengelola aset fiber seluruh Grup Telkom, kecuali milik PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL).
Pada tahun pertama, InfraCo sedang ditempa untuk menjalani bisnis managed services. Telkom juga belum berencana untuk memindahkan atau inbreng seluruh aset fiber optik TLKM ke InfraCo.
"Dalam setahun ini masih fokus ke managed services. Rencananya di semester satu tahun depan atau 2025, kami akan pindahkan asetnya ke InfraCo," ucap Honesti, Kamis (1/2).
Honesti bilang perlu waktu yang tepat untuk melakukan pemindahan aset sehingga tidak serta merta langsung dipindahkan. Ada beberapa hal yang mesti dilakukan oleh InfraCo dan TLKM.
Baca Juga: Maybank Tawarkan 8 Seri Waran Terstruktur, Rasio Konversi Lebih Rendah Dibanding RHB
Mulai dari proses due diligence hingga memperoleh oleh berbagai lisensi. Menurutnya perlu waktu untuk sebuah perusahaan memperoleh lisensi karena ada beberapa rangkaian ujian yang perlu dilewati.
"Setahun pertama dalam proses pemanasan dan pembelajaran bagi InfraCo untuk mengelola bisnis dan asetnya sampai nanti di 2025 ada perpindahan," ucap Honesti.
Namun TLKM masih enggan untuk membeberkan jumlah aset yang akan di-inbreng ke InfraCo. Hal ini dilakukan karena takut ada bias. Soalnya belum ada proses due diligence.
Yang pasti, lanjut Honesti, total aset yang akan dialokasikan mencapai puluhan triliun. Dia menganalogikan mayoritas aset dari neraca keuangan TLKM merupakan fiber optik.
"Kalau di cek di neraca keuangan Telkom sekitar 60% sampai 70% merupakan fiber optik," jelasnya.
Baca Juga: Potensi Cuan Saham Big Caps Makin Besar
Sebagai gambaran total aset lancar TLKM mencapai Rp 50,72 triliun per 30 September 2023. Ini menurun 7,86% jika dibandingkan pada posisi 31 Desember 2023 di Rp 55,05 triliun.
Kemudian TLKM memiliki aset tidak lancar sebesar Rp 225,48 triliun. Dengan begitu, total aset emiten pelat merah ini mencapai Rp 276,21 miliar per 30 September 203.
Setelah pemindahan aset terjadi, InfraCo baru akan melakukan ekspansi. Di saat itu lah, TLKM akan mulai menggelar investasi dan mencari mitra strategis untuk menyokong bisnis fiber optik InfraCo.
Baca Juga: Merger & Akuisisi Sembilan Bulan Turun 53,1%, Sektor Komunikasi dan Teknologi Jeblok
Honesti bilang investasi yang incar TLKM tidak hanya terbatas pada uang, tetapi termasuk kompetensi dan teknologi. Ada berbagai skema yang akan dilakukan Telkom mulai dari meminjam hingga akuisisi.
"Ked epannya, Telkom akan lebih banyak menggunakan skema borrow and buy untuk bisnis yang sesuai dengan Telkom," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News