kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Si kuning kembali menjadi safe haven


Senin, 27 Januari 2014 / 07:20 WIB
Si kuning kembali menjadi safe haven
ILUSTRASI. Grab klaim menjadi perusahaan jasa transportasi dengan kendaraan listrik terbanyak di indonesia.. ANTARA FOTO/Fauzan/aww.


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kilau emas makin kinclong. Pasar memburu emas, sebagai safe haven, lantaran isu perlambatan pertumbuhan ekonomi China.

Sepekan terakhir, harga emas untuk kontrak pengiriman Februari 2014 di bursa Comex melesat 1% ke level US$ 1.264, 30 per ons troi. Bahkan, pada Jumat (24/1), harga si kuning ini sempat menyentuh US$ 1.273,20 per ons troi. Ini level tertinggi sejak 20 November 2013.

Harga emas di dalam negeri pun naik signifikan. Akhir pekan lalu (24/1), emas batangan di Divisi Logam Mulia, PT Antam Tbk, mencapai Rp 540.000 per gram. Artinya, dalam sepekan sudah naik Rp 10.000 per gram, atau sekitar 1,9%.

Pasar kembali mengoleksi emas, karena kekhawatiran pertumbuhan ekonomi China kehilangan momentum. Pasalnya, PMI manufaktur China per Januari 2014 turun ke 49,6, dari bulan sebelumnya, 50,5. Data ini memicu pasar saham global terkoreksi tajam pada Jumat lalu. Pasar pun mengalihkan dananya pada aset yang aman.

Apalagi, harga emas terbilang murah, setelah tahun lalu terkoreksi sebesar 28%.

Kepala Riset dan Analis Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menilai, kabar  dari China memicu pelaku pasar keluar dari aset berisiko, dan beralih ke emas. "Peralihan arus investasi ini mengerek permintaan, sehingga harganya melaju," jelasnya.

Analis senior PT Millenium Penata Futures, Suluh A. Wicaksono menambahkan, laju emas juga terdorong permintaan dari negara-negara importir besar, terutama India. Sebab, sejak awal 2014,  India mempertahankan pajak impor emas, sebesar 10%.

"Selama ini, pajak impor emas yang tinggi menyebabkan permintaan lesu. Ketika tak ada kenaikan pajak, daya beli pun meningkat," ujarnya.

Antisipasi The Fed

Ariston menduga, pekan ini, emas akan bergerak terbatas, karena pelaku pasar menunggu keputusan The Fed terkait pemangkasan stimulus moneter (tapering).

Berbeda dengan Suluh, yang optimistis, harga emas akan bullish sepekan ini. "Kemungkinan The Fed tidak akan memangkas stimulus mengingat sejumlah data ekonomi Amerika tidak terlalu kuat. Ini akan melemahkan dollar, sehingga emas menguat," prediksinya.

secara teknikal,  Ariston bilang, harga emas terlihat berusaha melanjutkan  penguatan. Indikator stochastic yang berada di level 38 dan sudah masuk ke area jenuh jual (oversold)), mulai bergerak naik menuju daerah netral. Sedangkan, moving average convergence divergence (MACD) masih di bawah garis 0. Ini menunjukkan adanya pelemahan. Relative strength index (RSI) di level 43, yang juga menunjukkan adanya tekanan.  

"Ada momentum naik, cuma harus menunggu momentum setelah adanya keputusan dari The Fed," kata Ariston.

Prediksi dia, sepekan ini, harga emas akan bergulir di kisaran US$ 1.236-US$ 1268 per ons troi. Sedangkan, Suluh menduga, emas bergerak antara US$ 1.230-US$ 1.285.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×