kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45905,04   1,71   0.19%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah status diubah jadi creditwatch, peringkat Tiphone (TELE) juga dipangkas


Sabtu, 16 Mei 2020 / 13:43 WIB
Setelah status diubah jadi creditwatch, peringkat Tiphone (TELE) juga dipangkas
ILUSTRASI. Gerai ponsel?Telesindo Shop dari PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE).


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) menjadi idBB+ dari idBBB+. Peringkat tersebut tidak hanya berlaku untuk Tiphone tapi juga surat utang yang diterbitkannya yakni obligasi berkelanjutan I/2016-2017 dan obligasi berkelanjutan II/2019. 

Penurunan peringkat tersebut mencerminkan risiko pembiayaan kembali alias refinancing obligasi berkelanjutan I tahun 2017 meningkat. Obligasi senilai Rp 231 miliar ini akan jatuh tempo pada 22 Juni 2020. 

Baca Juga: Dari outlook negatif hingga default, ini update peringkat emiten dari Pefindo

TELE berencana untuk membayar obligasi jatuh tempo tersebut dengan menggunakan hasil penagihan piutang usaha. Pada tanggal 15 April 2020, TELE memiliki piutang usaha sekitar Rp 800 miliar serta kas dan setara kas sebesar Rp 335,3 miliar. Tiphone juga memiliki fasilitas pinjaman bank. 

Selain harus membayar utang jatuh tempo, TELE juga harus memenuhi kewajiban pemenuhan modal kerja mingguan untuk bisnis voucher sekitar Rp 600 miliar–Rp 700 miliar. TELE juga telah menunda rencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap III senilai Rp 150 miliar sehingga semakin memberikan tekanan pada likuiditas TELE. 

"Kami berpandangan bahwa TELE sangat tergantung pada keberhasilan penagihan piutang untuk membayar obligasi yang jatuh tempo, mengingat kondisi likuiditas Tiphone yang ketat," jelas Ayuningtyas Nur Paramitasari dan Christyanto Wijaya Analis Pefindo dalam rilis Jumat (15/5). 

Baca Juga: Kemampuan Tiphone Mobile (TELE) diragukan, Pefindo pasang credit watch negatif

Pefindo juga memasang creditwatch dengan implikasi negatif yang mencerminkan antisipasi terhadap tindakan pemeringkatan lebih lanjut jika Tiphone gagal memitigasi risiko refinancing.

Peringkat tersebut juga mencerminkan proteksi arus kas dan likuiditas yang lemah, struktur permodalan dan persaingan yang ketat pada bisnis voucher dan seluler. Namun, peringkat tersebut diimbangi posisi TELE sebagai distributor voucher seluler Telkomsel terbesar dan jaringan distribusi TELE yang terdiversifikasi dan ekstensif.

Peringkat dapat diturunkan jika TELE gagal melakukan penagihan terhadap piutang usahanya secara tepat waktu, sehinngga memicu tekanan likuiditas yang akan meningkatkan risiko refinancing. Peringkat juga dapat tertekan jika wabah virus corona alias Covid 19 yang berkepanjangan sehingga bisa berdampak buruk pada bisnis. Ini tercermin pada perolehan pendapatan yang lebih rendah.

Baca Juga: Sudah penawaran umum, Tiphone Mobile (TELE) batal rilis obligasi Rp 300 miliar

Wabah Covid-19 telah memengaruhi mobilitas orang yang dapat memicu kinerja penjualan voucher TELE melalui distributor tradisional menurun. Kecuali TELE dapat meningkatkan penjualan voucher pada distributor modern (melalui ATM atau mobile banking), market place (Lazada dan Blanja.com) atau GoJek (GoPulsa), kinerja penjualan voucher yang menurun pada distributor tradisional berpotensi menurunkan pendapatan secara keseluruhan. 

Hal ini dikarenakan penjualan melalui distributor tradisional menghasilkan 50% dari pendapatan penjualan voucher TELE. Pandemi COVID-19 juga dapat memukul kinerja penjualan handset Tiphone dikarenakan orang cenderung memfokuskan pengeluaran mereka pada barang kebutuhan primer. 

Seperti dirilis oleh ruang berita Samsung, penjualan dan keuntungan dari beberapa jenis produk, termasuk handset, diperkirakan akan menurun secara signifikan karena COVID-19 memengaruhi permintaan dan berakibat pada penutupan ke toko dan pabrik secara global. Pefindo dapat mencabut status CreditWatch jika manajemen dapat menyelesaikan masalah pembayaran utang. 

Baca Juga: Setelah Digugat Pailit, Hengky Setiawan Balik Gugat Perdata Sinarmas Rp 5,7 Triliun

TELE juga merupakan penyedia konten seluler dan menawarkan layanan perbaikan. Pendapatan TELE berasal dari penjualan voucher dan paket perdana menyumbang 80,3% dari total pendapatan hingga triwulan ketiga tahun 2019. Sedangkan penjualan telepon seluler berkontribusi sebesar 19,7%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×