Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun mata uang Euro terhadap dollar AS menguat, namun aktivitas manufaktur Eropa menunjukkan pelemahan dalam dua tahun terakhir. Pasangan EUR/USD naik pada perdagangan hari ini, Selasa (4/12). Mengutip Bloomberg pada pukul 18.01 WIB, pasangan EUR/USD menguat 0,47% ke level 1,1407.
Analis global Kapital Investama, Alwi Assegaf mengatakan dollar mengalami koreksi karena gencatan senjata antara Amerika Serikat dan China yang menghasilkan penghapusan tarif 40% pada impor otomotif AS ke China.
Akan tetapi, Alwi bilang permintaan dollar bisa melemah karena tarif 10% pada barang-barang China senilai US$ 200 miliar naik 25%. Itupun terjadi bila tidak sepakat dalam 90 hari ke depan. “Jadi ini membuat kecemasan pelaku pasar sekaligus pamor dollar sebagai safe heaven berkurang,” ucapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (4/12).
Tak hanya itu, Alwi mencatat bahwa pernyataan dovis Gubernur Federal Reserve Jerome Powell akan kenaikan suku bunga juga berpengaruh pada pergerakkan dollar. Ia bilang pernyataan Powell soal menetralkan suku bunga mampu memudarkan ekspektasi pasar. Sehingga kenaikan suku bunga yang tidak agresif turut membuat dollar terkoreksi.
Sementara mata uang euro yang naik dibanding dollar, diakui Alwi hanya karena sentimen perang dagang berakhir. Itulah yang membuat pelaku pasar melihat potensi euro dibanding dollar. Tetapi di sisi lain, Alwi melihat bahwa aktivitas perekonomian Eropa khususnya di bidang manufaktur justru memburuk.
Aktivitas manufaktur di zona Eropa tumbuh pada level terlemah dalam dua tahun terakhir pada November 2018. IHS Markit mencatat Purchasing Managers's Indeks (PMI) manufaktur di November 2018 turun dari 52 pada Oktober menjadi 51,8. Ini menjadi bukti titik tertinggi ekonomi wilayah ini telah lewat.
Para pembuat kebijakan di Bank Sentral Eropa berencana akan menarik program pembelian aset 2,6 triliun pada akhir tahun. Alwi menuturkan dengan menarik program pembelian asset justru baik dilakukan.
Hanya saja, data ekonomi eropa cukup lesu dan bank sentral Eropa (ECB) juga tetap mempertahankan suku bunga yang rendah. “Ini yang membuat mata uang Euro kuat tetapi secara fundamental pertumbuhan ekonomi melambat,” pungkasnya.
Alwi pun memperkirakan mata uang EUR/USD masih akan kuat hingga esok hari. Ia memproyeksi harga pasangan mata uang ini akan bergerak di rentang support 1,1340 - 1,1300 - 1,1215. Sementara resistance 1,1471 - 1,1500 - 1,1580.
Secara teknikal, Alwi melihat ada dua tren yaitu garis jangka pendek dan jangka menengah. Untuk jangka pendek, tren mata uang EUR/USD bullish yaitu garisnya bergerak diatas Ma 10, sementara tren menengah bearish berada di bawah garis MA 55.
Sedangkan indikator RSI masuk dalam area 50 menunjukkan potensi beli yang kuat karena sinyal positif, kemudian indikator stochastic netral berada di area 52, dan MACD masih negatif namun menunjukkan divergent bullish. Alwi merekomendasikan sell on strength.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News