Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi zona Eropa yang masih diliputi sentimen negatif membuat euro sulit mengungguli dollar AS. Padahal, the greenback juga tengah tertekan dalam beberapa hari terakhir.
Mengutip Bloomberg, pasangan EUR/USD melemah 0,67% ke level 1,1317 pada penutupan perdagangan Jumat (30/11).
Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menyampaikan, dollar AS sebenarnya berada dalam tekanan setelah respons para pelaku pasar yang beragam pasca rilisnya notulensi FOMC Minutes pada Kamis (29/11) lalu.
“Pelaku pasar belum mengetahui secara pasti kebijakan kenaikan suku bunga acuan di tahun depan,” katanya, akhir pekan lalu.
Sikap para pelaku pasar bisa dimaklumi. Sebab, sehari sebelum notulensi FOMC Minutes rilis, Jerome Powell selaku Ketua The Federal Reserves menyatakan bahwa tingkat suku bunga acuan AS telah mendekati area netral. Alhasil, terbuka kemungkinan The Fed tidak lagi agresif menaikkan suku bunga acuan AS di tahun depan.
Selain itu, hasil KTT G20 yang berlangsung pada akhir pekan juga menjadi perhatian para pelaku pasar. Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping soal masa depan perang dagang pada perhelatan KTT G20 bisa mempengaruhi pergerakan indeks dollar AS pada pekan depan. Terlebih lagi, kedua belah pihak dikabarkan sepakat menghentikan sementara perang dagang.
Sayangnya, euro gagal memanfaatkan momentum pelemahan dollar AS lantaran mata uang ini juga diterpa sejumlah ketidakpastian.
Salah satunya adalah penantian para pelaku pasar terhadap rencana European Central Bank (ECB) yang akan melakukan normalisasi aset pada akhir tahun ini. “Konsistensi ECB dalam melakukan kebijakan ini tengah diuji di saat ekonomi Eropa belum sepenuhnya stabil,” kata Andri.
Data-data ekonomi Eropa juga cenderung negatif sepanjang pekan lalu. Misalnya, data tingkat pengangguran zona Eropa di bulan Oktober yang stagnan di level 8,1%. Padahal, para analis memprediksi tingkat pengangguran Eropa akan turun ke level 8%.
Selain itu, data estimasi inflasi di Eropa pada bulan November hanya mencapai 2%. Angka ini lebih rendah dari tingkat inflasi aktual di bulan Oktober lalu yang berada di level 2,2%. "Sentimen negatif euro lebih banyak ketimbang dollar AS," imbuh Andri.
Secara teknikal, pasangan EUR/USD bergerak di level MA50, MA100, dan MA200 yang mana ketiganya mengindikasikan tekanan jual. Indikator RSI berada di level 48,9 sedangkan stochastic berada di level 42,5. Adapun indikator MACD berada di area negatif 0,002.
Andri merekomendasikan sell pasangan ini dengan support 1,1361 – 1,1329 – 1,1309 dan resistance 1,1413 – 1,1433 – 1,1465.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News