Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga emas kembali mendaki pada Kamis (20/8), setelah menukik tajam hingga 3,5% ke level terendah dalam satu minggu terakhir di Rabu (19/8).
Harga emas mendapatkan kembali beberapa kekuatan yang hilang dari aksi jual di sesi terakhir, setelah Federal Reserve (The Fed) menyuarakan kekhawatiran
Bank sentral Amerika Serikat (AS) cemas atas pemulihan dari kemerosotan ekonomi negeri uak Sam akibat virus corona baru menghadapi jalur yang sangat tidak pasti.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot naik 0,86% menjadi US$ 1.945,52 per ons troi pada pukul 14.42 WIB. Sedang harga emas berjangka AS turun 0,92% ke posisi US$ 1.952,20.
Baca Juga: Harga emas Antam hari ini anjlok Rp 28.000 ke Rp 1.030.000 per gram, Kamis (20/8)
"Harga emas stabil setelah terpukul kemarin. Fundamental utama di balik emas tidak berubah," kata Edward Meir, Analis ED&F Man Capital Markets, kepada Reuters.
"Stimulus masih datang dan sangat dini untuk mengatakan kita pulih secara global dan akan melihat tingkat yang lebih tinggi dan dollar yang lebih kuat. Kita masih beberapa bulan lagi dari itu," ujarnya.
The Fed pada Rabu (19/20) memperingatkan penurunan ekonomi yang dipicu pandemi COVID-19 menghadapi jalur yang sangat tidak pasti, dan menegaskan kembali perlunya stimulus fiskal tambahan.
Harga emas naik lebih dari 28%
Pernyataan dovish dari The Fed tentang ekonomi Amerika Serikat memicu penurunan bursa saham AS dan di seluruh pasar Asia.
Bank-bank sentral, termasuk The Fed, telah meluncurkan langkah-langkah stimulus besar-besaran dan memangkas suku bunga mendekati nol untuk memerangi korban ekonomi dari wabah virus corona.
Kebijakan tersebut membantu harga emas naik lebih dari 28% sepanjang tahun ini, karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
Baca Juga: Harga emas Antam di Pegadaian pagi ini Rp 1.102.000 per gram (20 Agustus 2020)
Indeks dollar rebound dan imbal hasil obligasi AS naik, setelah risalah The Fed menunjukkan sedikit dukungan untuk menerapkan kontrol kurva imbal hasil untuk menjaga biaya pinjaman tetap rendah.
"Harga emas tetap sensitif terhadap pergerakan dollar AS dan ekspektasi kebijakan moneter AS. Pasar terbukti cukup kecewa dengan risalah FOMC kemarin," kata Analis IG Markets Kyle Rodda ke Reuters.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News