Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak dunia mencatatkan penurunan pada transaksi Rabu (27/12) kemarin, setelah menyentuh posisi tertinggi dalam 2,5 tahun terakhir.
Mengutip data CNBC, pada pukul 16.00 waktu New York, harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate turun 33 sen menjadi US$ 59,64 per barel. Harga minyak WTI sempat menembus level US$ 60 per barel untuk kali pertama sejak Juni 2015 pada sesi sebelumnya.
Sementara, harga kontrak minyak Brent turun 54 sen menjadi US$ 66,48 per barel pada pukul 13.52 waktu New York setelah menembus level US$ 67 per barel untuk pertama kali ejak Mei 2015 pada hari sebelumnya.
"Market terus bergerak berdasarkan berita bullish, namun hari ini kita melihat adanya aksi ambil untung," jelas Gene McGillian, manager of market research Tradition Energy di Stamford, Connecticut.
Pada Selasa lalu, Libya kehilangan suplai minyak sekitar 90.000 barel per hari akibat terjadinya ledakan kilang minyak pelabuhan Es Sider.
Menurut pimpinan perusahaan minyak milik pemerintah Libya NOC kepada Reuters, perbaikan kilang minyak kemungkinan memakan waktu sekitar satu pekan, namun tidak akan berdampak besar pada ekspor minyak.
Di sisi lain, pasokan di pasar minyak dalam setahun terakhir memang terbilang ketat akibat adanya pemangkasan produksi secara sukarela oleh negara-negara OPEC dan non OPEC Rusia.
Data yang dirilis Energy Information Administration (EIA) menunjukkan bahwa setelah terjadi oversupply pada 2015, pasokan minyak dunia secara bertahap mulai seimbang pada 2016 dan menunjukkan defisit suplai meski terbilang mini pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News