Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai menggelar hajatan initial public offering (IPO), PT GTS Internasional Tbk (GTSI) bakal meneruskan ekspansi pada tahun ini. Dalam rantai industri liquefied natural gas (LNG), GTS Internasional menjalankan kegiatan usaha dalam bidang pengapalan LNG dari terminal penjual ke terminal pembeli, serta proses penyimpanan dan regasifikasi LNG menjadi gas siap pakai oleh pengguna terakhir.
Kemal Imam Santoso, Direktur Utama GTSI mengatakan, kinerja perusahaan akan terdorong seiring dengan kebijakan pemerintah tentang gasifikasi yang berperan besar dalam kelistrikan sebagai bahan bakar pembangkit. “GTSI sedang dalam membangun ekosistem rantai pasokan LNG yang akan memberikan sinergi terhadap keberlangsungan usaha perseroan,” ujarnya, Rabu (8/9).
GTSI berencana untuk membangun Floating Storage Regasification Unit (FSRU) permanen untuk melayani kebutuhan listrik di area Sulawesi Utara. Adapun kontrak selama 15 tahun itu sudah diperoleh sejak tahun 2019. Rencananya pembangunan FSRU ini akan mulai dibangun pada kuartal IV tahun ini.
Sebagai penjamin tunggal pelaskana emisi saham dalam IPO ini, Direktur Reliance Sekuritas Wilson Sofan mengungkapkan bahwa GTSI memiliki fundamental yang cukup potensial mengingat prospek bisnis cenderung positif karena gas merupakan energi masa depan yang ramah lingkungan.
Baca Juga: Listing hari ini, saham Cemindo Gemilang (CMNT) terkerek 25%
Terlebih, sekarang ini pemerintah juga mulai berupaya mengurangi impor bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang dan mengutamakan bahan bakar bersin dan murah.
Sekadar informasi, pada tahun lalu GTSI berhasil membukukan kenaikan aset menjadi US$ 102,69 juta dari posisi tahun sebelumnya hanya US$ 87,77 juta.
GTSI juga berhasil memperoleh pendapatan sebesar US$ 31,33 juta pada 2020 lalu atau naik 3,84% dari pendapatan 2019 yang sebesar US$ 30,17 juta. Hanya saja, di kuartal kedua tahun ini terjadi penurunan pendapatan sehingga laba bersih tercatat rugi di kuartal I.
Hingga Mei 2021, GTSI memperoleh pendapatan sebesar US$ 7,94 juta atau turun dari realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 12,23 juta. Alhasil, calon emiten ini harus menanggung rugi US$ 421,277 sampai Mei 2021, padahal pada periode yang sama tahun lalu masih mencatat keuntungan US$ 5,69 juta.
Selanjutnya: Melantai di bursa, saham GTS Internasional (GTSI) turun 7% ke Rp 93 per saham
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News