Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biasanya emiten mencatatkan penurunan harga saham usai cum dividen, termasuk bank BUMN. Namun, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) justru mencetak kenaikan harga.
Emiten berkode saham BBTN sebelumnya menuntaskan cum dividen saham tahun buku 2023 dengan total Rp 700,19 miliar. Nilai dividen setara 20% dari laba bersih tahun lalu. Cum dividen BBTN di pasar regular dan pasar negosiasi telah berakhir 18 Maret 2024 dan pembayaran dividen dijadwalkan pada 5 April 2024.
Pada Jumat (22/3) harga saham BBTN melejit 9,47% menjadi Rp 1.560 per saham. Perdagangan saham BBTN juga melesat, yaitu nilai perdagangannya sahamnya tercatat terbesar ketiga setelah saham BBCA dan BMRI. Adapun perdagangannya saham BBTN masuk top 10 volume hari ini. Meski mencatatkan penguatan harga ke level tertinggi lebih dari setahun terakhir, ternyata penguatan harga saham ini masih berpeluang.
Mandiri Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengant target harga Rp 1.800 dan Trimegah Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp 1.600. Begitu juga dengan RHB Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp 1.650.
Baca Juga: Bank BUMN Jadi Tumpuan Setoran Dividen
Analis Mandiri Sekuritas, Boby Kristanto dan Kresna Hutabarat dalam riset terakhirnya menyebutkan bahwa BTN berada dalam tren lanjutkan pertumbuhan kinerja keuangan kuat tahun ini. Pendukungnya faktor pertumbuhan kredit, penjualan aset bermasalah, klaim asuransi, dan pemulihan kredit.
Sementara rencana spin off unit bisnis syariah yang tengah digodok bakal menciptakan nilai baru bagi perseroan ini dalam jangka panjang. Manajemen BTN dalam Mandiri Investment Forum 2024 pekan lalu mengungkapkan, membidik pertumbuhan kredit 10%-11% tahun 2024, simpanan diproyeksikan bertumbuh 8%-9%, serta pertumbuhan laba bersih antara 10%-11%.
Mandiri Sekuritas menulis, BTN mematok biaya kredit mencapai 1,1%-1,2% tahun 2024, rasio kredit bermasalah (NPL) diprediksi turun menjadi di bawah 3%, coverate ratio diharapkan meningkat menjadi 160% serta rasio kecukupan modal (CAR) diprediksi tetap berada di atas level 19%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News