kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sesi II, IHSG diprediksi masih akan melempem


Senin, 07 Oktober 2013 / 13:45 WIB
Sesi II, IHSG diprediksi masih akan melempem
ILUSTRASI. Tentara pendukung pasukan Rusia.


Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama hari ini, Senin (7/10), ditutup melemah 6,35 poin atau 0,14% di angka 4.382,99. IHSG sesi kedua diprediksi masih berada di zona merah akibat dari pelemahan bursa regional di wilayah Asia.

Melihat data Bloomberg pada pukul 13.30 WIB, Indeks Nikkei 225 turun 1,22% di angka 13.853,32; Indeks Hang Seng turun 0,52% di angka 23.017,79, dan Indeks Kospi turun 0,13% di angka 1.994,42.

Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities memprediksi, IHSG sesi kedua akan masih berada di zona merah. Alasannya, investor masih mencemaskan berlarutnya pembahasan anggaran Amerika Serikat yang belum menemui titik temu.

"Kondisi ini wajar terjadi karena hingga hari ketujuh,  belum juga terdapat indikasi adanya deal pembahasan tersebut. Akibatnya IHSG ikut terpengaruh pelemahan bursa saham Asia," jelas Reza kepada KONTAN.

Reza memprediksi, IHSG sesi kedua berada di kisaran level support 4.360 - 4.380 dan level resistance 4.420 - 4.430. Adapun saham yang menjadi pilihanya adalah AKRA, KLBF, INDF, ANTM, dan INCO.

Satrio Utomo, Analis Universal Broker berpendapat serupa di mana IHSG mendapat sentimen negatif dari terkoreksinya bursa saham regional Asia dari Amerika Serikat.

"Tidak ada perkembangan baru di Sabtu-Minggu kemarin soal government shutdown Amerika," jelasnya. Dia juga bilang, sentimen negatif dalam negeri berasal dari dikoreksinya revisi target pendapatan oleh ADHI yang menyebabkan saham konstruksi mengalami tekanan.

Dia memperkirakan IHSG sesi kedua berada di level support 4.315. Dan level resistance 4.412. "Saham pilihan sektor perbankan, seperti BMRI dan BBCA. Rekomendasinya buy on weakness," ujar Satrio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×