kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   15.000   0,76%
  • USD/IDR 16.812   18,00   0,11%
  • IDX 6.428   -10,25   -0,16%
  • KOMPAS100 925   -1,30   -0,14%
  • LQ45 720   -2,40   -0,33%
  • ISSI 205   0,27   0,13%
  • IDX30 374   -1,43   -0,38%
  • IDXHIDIV20 453   -1,59   -0,35%
  • IDX80 105   -0,24   -0,23%
  • IDXV30 111   0,37   0,33%
  • IDXQ30 123   -0,27   -0,22%

Sesi I, IHSG masih terkoreksi 1% lebih


Selasa, 01 September 2015 / 12:08 WIB
Sesi I, IHSG masih terkoreksi 1% lebih


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tak berkutik di akhir sesi I hari ini (1/9). Data yang dihimpun RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks merosot 1,32% menjadi 4.459,107.

Terdapat 157 saham yang tertekan. Sementara, jumlah saham yang naik hanya sebanyak 85 saham dan 70 saham lainnya tak bergerak. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 2,581 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 1,909 triliun.

Sementara itu, ada delapan sektor yang mengeluarkan sinyal merah. Tiga sektor dengan penurunan terbesar di antaranya: sektor kuangan turun 2,31%, sektor barang konsumen turun 2,08%, dan sektor industri lain-lain turun 1,83%.

Nasib IHSG sama dengan indeks acuan lainnya di kawasan regional. Hal itu tampak dari penurunan indeks MSCI Asia Pacific yang melorot 1,3% pada pukul 13.44 waktu Tokyo, berdasarkan data Bloomberg.

Indeks Topix Jepang mencatatkan penurunan terdalam sebesar 2,5%. Sementara, Shanghai Composite Index turun 1,1%.

Adapun salah satu sentimen yang membuat bursa Asia lemah adalah data manufaktur China pada Agustus lalu yang melorot ke level terendahnya dalam tiga tahun terakhir. Faktor lainnya adalah penguatan yen yang menekan saham-saham berbasis ekspor.

"Tren penurunan saat ini semakin terlihat jelas di China. Hal ini bukan sesuatu yang mengejutkan, namun pasar masih sangat sensitif terkait sentimen dari China," jelas Masaaki Yamaguchi, equity market strategist Nomura Holdings Inc.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×