Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mendapat sambutan yang baik pada dua pekan lalu, rencana pemerintah menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa (7/7) justru diperkirakan akan turun. Baik dari segi minat dan jumlah penawaran yang masuk.
Pada lelang SBSN dua pekan lalu, tepatnya 9 Juni 2020, jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 38,85 triliun. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi selama kuartal II-2020 kemarin.
Baca Juga: Chatib Basri ramal defisit fiskal bisa membengkak hingga 8% dari PDB
Pada lelang Selasa besok, rencananya seri-seri SBSN yang dilelang yakni satu seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara - Syariah) dan lima seri PBS (Project Based Sukuk). Berikut enam seri surat utang beserta imbalannya:
1. SPN-S 08012021 yang jatuh tempo pada 8 Januari 2021 dengan imbalan diskonto
2. PBS002 yang jatuh tempo pada 15 Januari 2022 dengan imbalan 5,45%
3. PBS026 yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2024 dengan imbalan 6,625%
4. PBS022 yang jatuh tempo pada 15 April 2034 dengan imbalan 8,625%
5. PBS005 yang jatuh tempo pada 15 April 2043 dengan imbalan 6,75%
6. PBS028 yang merupakan penerbitan baru dan akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2046. Adapun besaran kuponnya baru akan diumumkan pada 7 Juli mendatang
Baca Juga: Kekhawatiran pasar kembali menguat, lelang SBSN diproyeksi mengalami penurunan
Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana memperkirakan yield pada lelang SBSN masih akan melanjutkan tren merendah.
“Dengan melihat tren yield yang ada, saya rasa mungkin penawaran kompetitif akan lebih banyak. Dengan demikian yield mungkin akan lebih rendah dibanding dengan kupon indikatif,” kata Fikri kepada Kontan.co.id, Minggu (21/6).
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan pada lelang SBSN besok, seri-seri pendek masih akan menjadi seri yang paling banyak diburu. Ia menjagokan seri PBS002 dan seri PBS026 yang akan jadi primadona para peserta.
“Dengan semakin tinggi kekhawatiran dan ketidakpastian di pasar, maka investor akan cari seri-seri yang lebih aman. Seri pendek tenor dua dan empat tahun akan jadi buruan karena tidak terlalu volatile dan punya risiko yang lebih rendah,” ujar Ramdhan.
Baca Juga: BI akui pembelian SBN di pasar perdana memicu peningkatan inflasi
Terkait keputusan pemerintah menerbitkan seri baru yakni PBS028, Ramdhan menilai seri tersebut tidak akan langsung mendapat sambutan yang baik. Menurutnya, seri baru terlebih seri tenor panjang masih perlu waktu, apalagi likuiditas juga belum terlalu bagus.
“Jadi penerbitan seri ini sebagai upaya pemerintah untuk profiling juga. Kalau peminat, biasanya non-banking seperti dana pensiun akan masuk ke seri dengan tenor-tenor panjang seperti ini,” kata Ramdhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News