kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Serapan pemerintah di lelang sukuk hari ini turun meski penawaran naik


Selasa, 15 Juni 2021 / 20:46 WIB
Serapan pemerintah di lelang sukuk hari ini turun meski penawaran naik
ILUSTRASI. Total penawaran yang masuk di lelang sukuk negara sore ini mencapai Rp 46,67 triliun.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyerapan pemerintah di lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara, Selasa (15/6) menurun, meski jumlah penawaran yang masuk lebih besar dari lelang dua pekan lalu. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, total penawaran yang masuk di lelang sukuk negara sore ini mencapai Rp 46,67 triliun.

Pemerintah kali ini menyerap sesuai target indikatif di Rp 10 triliun. Sebagai perbandingan, di lelang sukuk dua pekan lalu jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp 44,64 triliun dan pemerintah menyerap lebih banyak di Rp 11 triliun. 

Head of Fixed Income Bank BNI Fayadri mengatakan lelang yang terjadi sore ini cukup menarik karena di tengah besarnya minat investor, pemerintah hanya menyerap Rp 10 triliun. Bahkan, pemerintah tidak memenangkan atau menyerap dari seri PBS004 dan PBS028. "Pemerintah tentunya punya hitungannya sendiri sehingga memutuskan hasil lelang seperti itu," kata Fayadri, Selasa (15/6). 

Namun, jika diperhatikan lebih lanjut data penawaran yang masuk untuk seri yang dilelang sore ini, jumlah penawaran yang masuk untuk seri PBS004 dan PBS028 hanya unggul di atas jumlah penawaran yang masuk untuk SPNS03122021, tetapi lebih sedikit dibanding penawaran yang masuk untuk seri BS0027, PBS0017 dan PBS0029. 

Baca Juga: Lelang SBSN ramai peminat, yield obligasi cenderung menurun

Rinciannya, sama seperti lelang sukuk dua pekan lalu, minat investor paling banyak jatuh pada seri PBS027 yang jatuh tempo di 15 Meri 2023. Seri tersebut mendapat penawaran dari investor sebesar Rp 19,90 triliun. Yield rata-rata tertimbang seri ini sebesar 4,38%. Pemerintah menyerap Rp 6,55 triliun dari seri ini.

Fayadri mengatakan PBS017 yang memiliki tenor pendek lazim menjadi primadona di tengah kondisi ekonomi yang belum terlepas dari ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. 

Di urutan kedua, seri PBS017 menerima penawaran masuk sebesar Rp 12,74 triliun. Seri tersebut jatuh tempo pada 15 Oktober 2025 dan memiliki yield rata-rata tertimbang sebesar 5,35%. Pemerintah menyerap Rp 900 miliar dari seri ini. 

Baca Juga: Makin ramai, penawaran pada lelang SBSN, Selasa (15/6), capai Rp 46,67 triliun

Sementara, seri PBS029 yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 mendapat penawaran sebesar Rp 5,45 triliun. Pemerintah menyerap Rp 2,05 triliun dari seri yang memiliki yield rata-rata tertimbang di 6,52%. 

Untuk seri PBS029 yang jatuh tempo 15 Oktober 2046 menerima penawaran sebesar 3,92 triliun. Sementara, seri PBS004 menerima penawaran masuk sebesar Rp 2,92 triliun. Namun, kedua seri ini tidak pemerintah serap. 

Terakhir, seri SPNS03122021 mendapat penawaran terkecil di Rp 1,74 triliun. Pemerintah menyerap Rp 500 miliar dari seri yang jatuh tempo pada 3 Desember 2021. Seri ini memiliki yield rata-rata tertimbang sebesar 3,19%. 

Baca Juga: Kementerian Keuangan terbitkan sukuk global senilai US$ 3 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×