kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Serapan highrise stagnan, ini strategi Intiland Development (DILD)


Senin, 13 Januari 2020 / 18:10 WIB
Serapan highrise stagnan, ini strategi Intiland Development (DILD)
ILUSTRASI. Direktur Proyek Aeropolis Totonafo Lase (kanan) dan Head of Business Development Travelio Property Management Felicia Gautama berbincang usai penandatangan kerjasama dan meninjau unit apartemen sewa di kawasan Aeropolis Tangerang, Banten, Selasa, (3/9).


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Colliers International Indonesia Research Services mencatat persediaan apartemen terus tumbuh, padahal penyerapannya cenderung stagnan bahkan turun. Terutama di wilayah Jakarta dan Surabaya. Menghadapi situasi tersebut, PT Intiland Development Tbk (DILD) yang sebagian besar pendapatannya dari bangunan high rise telah menyiapkan strategi. 

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Development Archied Noto Pradono mengatakan perusahaan akan menyasar pasar end-user dengan lokasi proyek di dalam kota.

Baca Juga: Pasar Ruang Perkantoran di Jakarta Masih Tertahan

Beberapa apartemen tersebut adalah 57 Prom dengan tingkat okupansi 90%, Regatta tahap II dengan tingkat okupansi 50%, dan SQ Residence dengan tingkat okupansi 45%.

Kemudian di Surabaya, perusahaan memiliki apartemen Graha Golf dengan tingkat okupansi 85%, Rosebay dengan tingkat okupansi 55% dan Apartemen Praxis dengan tingkat okupansi 80%. 

Adapun pada laporan keuangan 2018, pendapatan DILD dari high rise tercatat sebesar Rp 819,46 miliar atau merupakan porsi terbesar, setara 32,1% dari total pendapatan. Hingga pada kuartal III-2019 pendapatan dari high rise tercatat sebesar Rp 858,05 miliar atau setara 46,27% dari total pendapatan. 

"Kami optimis, tetapi juga prudent dalam membuka proyek high rise baru," jelas Archied kepada Kontan, Senin (13/1). 

Untuk itu, tahun ini DILD menyediakan anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,5 triliun sebagian besar digunakan untuk konstruksi proyek-proyek yang sudah terjual. 

Baca Juga: Pasokan kantor melimpah, Intiland Development (DILD) belum kerek harga sewa

Adapun, pada kuartal IV-2019, Colliers International mencatat persediaan apartemen di Jakarta bertambah 2.458 unit. Sedangkan di tahun 2020, pasokan diperkirakan tumbuh 13.304 unit.

Sayangnya, tingkat serapan di kuartal IV-2019 turun 0,3% secara kuartalan (qtq) atau hanya mencapai 87,2%. Di tahun 2020, diperkirakan jumlah serapan akan turun ke angka 85% - 86%. 

Baca Juga: Berhasil jual lahan, penjualan DILD kuartal empat melesat

Sementara itu, dari sisi penyewaan apartemen, tingkat hunian juga turun 2% qtq ke angka 67,9%. Sedangkan di 2020, tingkat hunian akan tetap dikisaran yang sama. Padahal di tahun 2020 akan ada 3  proyek penyewaan apartemen yang akan selesai. Per kuartal Iv-2019 sudah ada 5.701 unit yang disewakan. 

Di Surabaya, total persediaan apartemen hingga kuartal IV-2019 mencapai 43.942 unit dan diperkirakan akan ada tambahan 8.948 unit di tahun 2020. Sementara itu tingkat serapan 83,9% dan diperkirakan stagnan di angka 84% pada 2020. 

Sedangkan untuk apartemen yang disewakan, diperkirakan akhir tahun ini akan ada satu proyek baru yang beroperasi yaitu Somerset Samator. Sementara itu tingkat hunian pada kuartal IV-2019 hanya 52%. Jumlah tersebut naik 2% bila dibandingkan posisi kuartal II-2019 yang mencapai 50%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×