kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,87   8,56   0.94%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Serapan capex Astra Agro (AALI) lebih kecil Rp 200 miliar-Rp 300 miliar dari rencana


Rabu, 26 Agustus 2020 / 18:10 WIB
Serapan capex Astra Agro (AALI) lebih kecil Rp 200 miliar-Rp 300 miliar dari rencana
ILUSTRASI. Tampilan layar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) di Jakarta


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menyatakan, serapan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga akhir tahun 2020 bakal lebih rendah dari rencana awal. Pasalnya, AALI menunda belanja modal untuk hal-hal yang belum esensial.  

Langkah ini diambil AALI untuk mengantisipasi potensi memburuknya kondisi ekonomi, khususnya industri kelapa sawit akibat pandemi Covid-19. "Sehingga kalau sampai kondisinya memburuk, likuiditas dan cash kami bisa cukup untuk mendanai operasional, terutama membayar gaji karyawan," tutur Direktur Utama PT Astra Agro Lestari Tbk Santosa dalam paparan publik virtual, Rabu (26/8). 

Di samping untuk mempersiapkan likuiditas, serapan capex yang lebih rendah dari rencana awal juga disebabkan oleh adanya pengetatan dan pembatasan akses ke dalam perkebunan Astra Agro Lestari. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 supaya tidak mengganggu operasional AALI. Alhasil, berbagai aktivitas yang bersifat non-esensial tidak bisa berjalan dengan baik.

Baca Juga: Harga emas dan CPO melambung, UNTR dan AALI masuk top picks Mirae Asset Sekuritas

Santosa memperkirakan, serapan capex hingga akhir 2020 hanya akan mencapai sekitar Rp 1 triliun. Pada awal tahun, Astra Agro Lestari mengalokasikan capex Rp 1,3 triliun. "Jadi bisa Rp 200 miliar-Rp 300 miliar lebih kecil daripada rencana yang telah kami sampaikan," ucap dia.

Menurut Santosa, alokasi capex yang masih normal hanya diperuntukkan untuk pemeliharaan dan perawatan tanaman yang belum menghasilkan, yakni sebesar Rp 700 miliar-Rp 750 miliar. Sementara sisanya digunakan untuk perawatan pabrik, pelabuhan, dan infrastruktur. 

Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan AALI Mario Gultom mengatakan, sepanjang Januari-Juni 2020, Astra Agro Lestari telah menyerap capex sebesar Rp 381,3 miliar. Jumlah ini merosot 35% dari realisasi capex pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 586,6 miliar. 

"Sebanyak Rp 236 miliar digunakan untuk kegiatan plantation, non-plantation Rp 62 miliar, serta mill and port Rp 83 miliar," kata Mario.

Tunda bisnis biodiesel

Salah satu rencana ekspansi yang ditunda akibat pandemi Covid-19 adalah bisnis fatty acid methyl ester (FAME) atau yang biasa disebut biodiesel. Menurut Santosa, pada akhir tahun 2019, pihaknya melihat kemungkinan untuk membangun fasilitas pengolahan produk ini. 

"Kami melihat kemungkinan untuk memiliki biodiesel plant karena biodiesel ini sangat penting bagi industri kelapa sawit nasional. Akan tetapi, akibat pandemi ini, kami postpone dulu," ungkap Santosa.

Pasalnya, Santosa menilai, di tengah kondisi pandemi seperti saat ini, mempertahankan bisnis lebih penting daripada melakukan ekspansi bisnis. Ia khawatir apabila capex digunakan untuk ekspansi dan arus kas bermasalah, maka keberlangsungan bisnis bakal terganggu.

Baca Juga: Analis prediksi kinerja emiten CPO di semester II masih positif, ini alasannya

Oleh sebab itu, Astra Agro Lestari akan fokus untuk melewati masa pandemi Covid-19 ini terlebih dahulu. "Sampai pandemi ini lewat, kami akan menata lagi bisnis yang ada baru kami melihat peluang ke biodiesel lagi," ucap Santosa. 

Sebagai informasi, saat ini, AALI melalui anak usaha PT Tanjung Sarana Lestari sudah bergerak di bisnis hilir crude palm oil (CPO) dengan mengoperasikan kilang penyulingan atau refinery berkapasitas 600.000 ton per tahun, tetapi belum menghasilkan FAME. Tanjung Sarana Lestari hanya menjualnya ke perusahaan yang mengolahnya menjadi FAME maupun untuk bahan makanan maupun kosmetik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×