kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Analis prediksi kinerja emiten CPO di semester II masih positif, ini alasannya


Rabu, 12 Agustus 2020 / 15:08 WIB
Analis prediksi kinerja emiten CPO di semester II masih positif, ini alasannya
ILUSTRASI. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Analis prediksi kinerja emiten CPO pada semester 2-2020 masih positif.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas emiten perkebunan dan pengolahan kelapa sawit menorehkan kenaikan pendapatan pada kuartal I dan kuartal II tahun ini. Berdasarkan data yang Kontan.co.id himpun, sepuluh emiten penghasil crude palm oil (CPO) mencatatkan rata-rata pertumbuhan pendapatan sebesar 17,8% secara tahunan pada Januari-Juni 2020. 

Sementara itu, bottom line emiten CPO pada semester 1-2020 masih variatif. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) membukukan kenaikan laba bersih, serta PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) berhasil membalikkan rugi jadi untung. 

Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) pangkas target marketing sales tahun ini jadi Rp 2,5 triliun

Sebaliknya, laba bersih PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) tercatat turun. Bahkan, PT Mahkota Group Tbk (MGRO) mencatatkan kenaikan rugi.

Sedangkan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT), PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) masih membukukan kerugian meski nilainya mengecil.

Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia mengatakan, kinerja emiten CPO sejalan dengan estimasinya. Peningkatan ini seiring dengan harga CPO yang telah menunjukkan pemulihan dari yang sebelumnya sempat berada di bawah MYR 2.000 per metrik ton, kini telah kembali ke level MYR 2.643 per metrik ton.

Sementara itu, untuk beberapa emiten yang mencatatkan tekanan pada bottom line meski pendapatan naik, penyebabnya adalah adanya rugi pada kurs mata uang asing. Contohnya adalah BWPT dan SMAR.

Baca Juga: Ini ke-46 emiten yang belum umumkan laporan keuangan kuartal I-2020

Pendapatan kedua emiten ini terpangkas oleh rugi dari nilai tukar mata uang yang pada semester 1-2019 masih mencatatkan keuntungan. "Bahkan, BWPT berhasil melakukan efisiensi pada beban pokok penjualan sebesar 9,05% year on year pada semester 1-2020," kata Catherina kepada Kontan.co.id, Rabu (12/8).



TERBARU

[X]
×