kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Sepekan rupiah tak berotot, ini kata analis


Jumat, 27 Juni 2014 / 18:13 WIB
Sepekan rupiah tak berotot, ini kata analis
ILUSTRASI. Kokoh di Puncak, Toyota Sukses Jadi Produsen Mobil Terlaris di Tahun 2022


Reporter: Dina Farisah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rupiah mengalami pelemahan sepekan terakhir. Di pasar spot, pasangan USD/IDR naik 0,31% dalam sepekan menuju level 12.011. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia (BI) juga naik 1,56% menjadi 12.103.

Putu agus Pransuamitra, Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, pelemahan rupiah sepekan terakhir seolah dibiarkan. Pemerintah mengatakan bahwa pelemahan rupiah bagus untuk meningkatkan ekspor. Nantinya, peningkatan ekspor diharapkan dapat menambal defisit neraca berjalan. Menutnya, tidak ada katalis dalam negeri yang dapat membantu penguatan rupiah.

“Data-data fundamental dalam negeri pada awal Juni yang kurang positif ditambah ketidakpastian politik menjelang pilpres kian menggerogoti kinerja rupiah,” jelas Putu, Jumat (27/6).

Dari sisi eksternal, negatifnya data ekonomi AS di akhir pekan juga tak mampu mengangkat rupiah dari keterpurukan. Data klaim pengangguran dirilis 312 ribu orang. Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 310 ribu orang. Putu bilang, rupiah bisa terapresiasi apabila pelaku pasar sudah mengetahui siapa presiden terpilih.

Reny Eka Putri, analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk menuturkan, depresiasi rupiah disebabkan karena kebutuhan dollar AS di dalam negeri meningkat pada akhir bulan. Baik korporasi maupun importir mulai mengakumulasi dollar untuk kewajiban pembayaran utang jatuh tempo. Kondisi ini menghadang laju rupiah.

Ke depannya, Reny menilai, rupiah sedikit menguat karena defisit neraca transaksi berjalan pada bulan Mei 2014 diperkirakan tidak sebesar bulan sebelumnya. Namun, pelaku pasar cenderung wait and see menunggu rilis data ekonomi Indonesia pada tanggal 1 Juli 2014.

Meski defisit neraca transaksi berjalan semakin menyempit, namun masih ada risiko melambungnya inflasi menjelang bulan Ramadhan. “Dari faktor eksternal, rupiah juga diuntungkan lantaran meredanya konflik di Irak,” ujar Reny.

Reny menduga pergerakan USD/IDR sepekan mendatang berkisar antara 11.800-12.100. Sementara Putu menduga USD/IDR bergerak di level 11.850-12.100.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×