Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen eksternal dan internal kompak menekan rupiah jadi bergerak melemah di sepanjang pekan ini. Mengutip Bloomberg di pasar spot, Jumat (27/9), rupiah melemah 0,05% ke Rp 14.173 per dollar AS. Sementara dalam sepekan rupiah melemah 0,84%.
Di kurs tengah Bank Indonesia rupiah juga bergerak melemah dengan turun 0,25% ke Rp 14.197 per dollar AS. Dalam sepekan rupiah anjlok 0,80%.
Fikri C. Permana Ekonom Pefindo mengatakan ada dua faktor utama yang membuat rupiah melemah di pekan ini. Pertama, meredanya perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China seiring kedua negara terus melakukan negosiasi. Kedua, pertumbuhan ekonomi negara maju terkonstraksi, seperti Jerman yang diambang resesi. Sementara, data ekonomi AS stabil cenderung positif.
Baca Juga: IHSG terkoreksi 0,54% menutup pekan ini, Jumat (27/9)
"Pelaku pasar jadi cari aset yang lebih aman dalam bentuk dollar AS, tak heran rupiah dan beberapa mata uang lain terdepresiasi," kata Fikri, Jumat (27/9).
Sementara, di saat yang sama kondisi politik dalam negeri yang tidak kondusif makin membuat rupiah tertekan.
Fikri memproyeksikan dalam pekan depan pergerakan rupiah banyak dipengaruhi oleh hasil negosiasi dagang AS dan China. Kini, kedua negara tersebut masih melangsungkan negosiasi, jika terjadi kesepakatan maka dollar AS bisa makin menguat.
Senada, Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan sentimen perang dagang AS dan China menjadi fokus pelaku pasar pekan depan.
Kemungkinan rupiah menguat di pekan depan Fikri proyeksikan sulit karena saat ini harga minyak sedang dalam tren turun. "Biasanya kalau harga minyak turun, pilihan aset safe haven, yaitu dollar AS akan lebih diminati," kata Fikri.
Baca Juga: Rupiah di kurs tengah BI melemah ke Rp 14.197 per dolar AS
Meski begitu, di pekan depan dari dalam negeri ada data inflasi dan net ekspor yang Fikri proyeksikan hasilnya positif. Rentang rupiah pekan depan berada di Rp 14.100 per dollar AS hingga Rp 14.250 per dollar AS.
Sedangkan, Ibrahim memproyeksikan di pekan depan rupiah masih berpotensi untuk menguat. Sokongannya datang dari intervensi BI. "Selain perdagangan DNDF, BI juga akan melakukan strategi baru yang bisa menahan laju pelemahan rupiah," kata Ibrahim.
Sepekan depan, Ibrahim memproyeksikan rupiah bergerak di rentang Rp 14.100 per dollar AS hingga Rp 14.200 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News