Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat di sepanjang kuartal pertama 2021 melakukan 37 publikasi peringkat. Dari publikasi tersebut, tercatat hasil peringkat 23 perusahaan tetap, empat perusahaan mengalami turun dan revisi outlook, empat perusahaan mengalami revisi outlook, satu perusahaan naik, satu perusahaan ditarik, dan melakukan pemeringkatan empat perusahaan baru.
Berikut 10 perusahaan yang mengalami perubahan peringkat maupun outlook atas surat utangnya:
- PT Perkebunan Nusantara III Persero mengalami perubahan dari idBBB/CreditWatch Negatif menjadi idBBB/Stabil
- Perum Perikanan Indonesia mengalami perubahan dari idBB+/CreditWach Negatif menjadi idBB+/Negatif
- PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengalami perubahan dari idA+/Negatif menjadi idA/Stabil
- PT Barata Indonesia Persero mengalami perubahan dari idBB/Stabil menjadi idCCC/CreditWatch Negatif
- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mengalami perubahan dari idAA/Stabil menjadi idAA+/Stabil
- PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) mengalami perubahan dari idBBB-/Negatif menjadi idBB+/CreditWatch Negatif
- PT Perkebunan Nusantara X mengalami perubahan dari idBBB+/Stabil menjadi idBBB+/Negatif
- PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengalami perubahan dari idA+/Negatif menjadi idA+/Stabil
- PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mengalami perubahan dari idA-/Negatif menjadi idBBB+/Stabil
- PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) mengalami perubahan dari idD menjadi N/A
Baca Juga: Fitch Ratings pertahankan peringkat Hutama Karya dengan outlook stabil
Head of Division Corporate Rating Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Niken Indriarsih mengatakan, sepanjang kuartal pertama 2021 tercatat surat utang korporasi yang diterbitkan sebesar Rp 23,22 triliun.
Dari jumlah tersebut, penerbitan obligasi masih menjadi penyumbang paling besar yakni sebesar Rp 19,59 triliun atau 84,36% dari keseluruhan. Setelah itu disusul oleh sukuk yang jumlahnya Rp 2,8 triliun atau 12,06%. Sementara sekuritisasi sebesar Rp 576 miliar atau 2,48%. Lalu penerbitan medium term notes (MTN) jadi yang paling kecil sebesar Rp 252 miliar atau 1,09%.
“Penerbitan surat utang pada kuartal pertama 2021 yang sebesar Rp 23,22 triliun sudah mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun 2020 yang hanya Rp 20,02 triliun. Hal ini seiring dengan pemulihan ekonomi yang sudah mulai berjalan,” kata Niken dalam acara Press Release Pefindo, Senin (19/4).
Baca Juga: Utang luar negeri Indonesia naik jadi US$ 422,6 miliar pada Februari 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News