Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
Pasar yang tertekan membuat kinerja reksadana ikut tertekan
Ini terlihat dari kinerja reksadana saham, campuran, dan pendapatan tetap yang hingga bulan April lalu masih berada dalam tekanan. Ketiga jenis reksadana tersebut tercatat belum mampu keluar dari kinerja negatif.
Kinerja reksadana saham yang tercermin dari Infovesta 90 Equity Fund Index tercatat berkinerja negatif 25,52%. Setali tiga uang, reksadana campuran yang tercermin dari Infovesta 90 Balanced Fund Index juga mencatatkan kinerja negatif 14,36%.
Maklum saja jika kinerja reksadana berbasis saham jeblok. Pasalnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir April juga mencatatkan kinerja jeblok, karena turun 25,13%. Sementara net sell asing di pasar saham selama April juga masih tinggi, yaitu sebesar Rp 8,14 triliun.
Baca Juga: Bobot indeks berubah, manager investasi bakal lakukan rebalancing
Sementara reksadana pendapatan tetap yang kinerjanya tercermin dari Infovesta Fixed Income Fund Index juga tercatat berkinerja negatif 1,14% hingga akhir April kemarin. Penyebabnya adalah belum membaiknya kondisi pasar obligasi di Indonesia.
Tercatat, rata-rata volume perdagangan harian obligasi negara domestik seri benchmark selama bulan April turun sebesar Rp 52,75 Miliar. Ditambah lagi, kepemilikan asing pada SBN apabila dibandingkan dengan bulan Maret juga masih mengalami penurunan sebesar Rp 6,24 triliun.
Kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut seiring kekhawatiran di pasar yang masih tinggi karena pandemi virus corona yang sejauh ini belum kunjung menemui titik terang kapan akan membaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News