kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sepanjang April terdapat 22 reksadana yang baru diluncurkan


Senin, 04 Mei 2020 / 16:19 WIB
Sepanjang April terdapat 22 reksadana yang baru diluncurkan
ILUSTRASI. investasi reksadana


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah berbagai sentimen yang menyelimuti kondisi pasar modal, nyatanya jumlah penerbitan produk reksadana baru sepanjang April tetap stabil.

Berdasarkan data Infovesta Utama, terdapat 22 produk reksadana baru yang dirilis pada bulan April lalu. Jumlah penerbitan produk ini sama dengan jumlah yang ada di bulan Maret lalu.

Dari 22 produk yang diterbitkan, produk jenis reksadana terproteksi yang paling mendominasi dengan jumlah mencapai 16 produk baru. Jumlah ini juga lebih banyak dibandingkan penerbitan reksadana terproteksi selama bulan Maret yang hanya 12 produk anyar. 

Baca Juga: IHSG menguat 3,91% di pekan lalu, kinerja reksadana saham paling ciamik

Kemudian, terdapat ada tiga produk reksadana saham baru dan dua produk reksadana pendapatan tetap baru. Sementara satu produk sisanya merupakan reksadana campuran.

Head of Investment Avrist Asset Management (AM) Farash Farich sempat mengatakan, bahwa reksadana terproteksi bisa menjadi pilihan investasi di tengah kondisi saat ini. Pasalnya, reksadana terproteksi menawarkan pembagian dividen sehingga cocok bagi para investor yang membutuhkan cashflow.

Pasar yang tertekan membuat kinerja reksadana ikut tertekan

Ini terlihat dari kinerja reksadana saham, campuran, dan pendapatan tetap yang hingga bulan April lalu masih berada dalam tekanan. Ketiga jenis reksadana tersebut tercatat belum mampu keluar dari kinerja negatif.

Kinerja reksadana saham yang tercermin dari Infovesta 90 Equity Fund Index tercatat berkinerja negatif 25,52%. Setali tiga uang, reksadana campuran yang tercermin dari Infovesta 90 Balanced Fund Index juga mencatatkan kinerja negatif 14,36%.

Maklum saja jika kinerja reksadana berbasis saham jeblok. Pasalnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir April juga mencatatkan kinerja jeblok, karena turun 25,13%. Sementara net sell asing di pasar saham selama April juga masih tinggi, yaitu sebesar Rp 8,14 triliun.

Baca Juga: Bobot indeks berubah, manager investasi bakal lakukan rebalancing

Sementara reksadana pendapatan tetap yang kinerjanya tercermin dari Infovesta Fixed Income Fund Index juga tercatat berkinerja negatif 1,14% hingga akhir April kemarin. Penyebabnya adalah belum membaiknya kondisi pasar obligasi di Indonesia.

Tercatat, rata-rata volume perdagangan harian obligasi negara domestik seri benchmark selama bulan April turun sebesar Rp 52,75 Miliar. Ditambah lagi, kepemilikan asing pada SBN apabila dibandingkan dengan bulan Maret juga masih mengalami penurunan sebesar Rp 6,24 triliun.

Kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut seiring kekhawatiran di pasar yang masih tinggi karena pandemi virus corona yang sejauh ini belum kunjung menemui titik terang kapan akan membaik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×