Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Buka tutup ekspor batubara Indonesia hanya berpengaruh dalam waktu pendek terhadp harga batubara. Secara fundamental, analis memproyeksikan krisis energi yang jadi sentimen utama penggerak harga batubara di sepanjang tahun ini.
Mengutip Bloomberg, harga batubara di ICE Newcastle kontrak Maret 2022 menurun 2,08% ke US$ 153,35 per metrik ton. Pada 6 Januari lalu, harga batubara sempat naik ke US$ 168 per metrik ton.
Ibrahim Assuabi, Direktur TRFX Garuda Berjangka mengatakan, pengumuman penghentian ekspor batubara oleh Presiden Joko Widodo sempat membuat harga batubara naik karena respons kaget pelaku pasar. Namun, seiring berjalannya waktu, harga batubara sudah kembali normal atau mulai bergerak menurun dari level tingginya. Apalagi, per Rabu (12/1), pemerintah Indonesia kembali membuka eskpor batubara.
Ibrahim menyebut, penghentian ekspor batubara Indonesia menjadi sentimen geopolitik yang hanya berpengaruh sementara. Sedangkan, secara fundamental harga batubara digerakkan oleh sentimen utamanya yaitu krisis energi.
Baca Juga: Begini Penjelasan Kementerian ESDM soal Skema BLU untuk DMO Batubara Sentimen utama penggerak harga batubara tetap dari krisis energi
Di kuartal I-2022, Ibrahim melihat, krisis energi global masih terjadi. Itu sebabnya harga batubara cenderung masih di level yang tinggi.
Musim dingin yang masih melanda negara dengan empat musim masih menghambat produksi tambang batubara. Sementara, permintaan batubara masih meningkat. Ibrahim juga mengamati produksi batubara dari China dan India belum 100% kembali mengeksplor batubara.
"Permintaan batubara di kuartal I-2022 masih akan tinggi sementara pasokan belum optimal, harga batubara masih akan melonjak," kata Ibrahim.
Dalam jangka pendek, jika harga batubara menurun di bawah US$ 160 per metrik ton, Ibrahim memproyeksikan koreksi tersebut hanya sesaat, karena pelaku pasar akan kembali membeli batubara di harga rendah dan menanti kenaikan harga kembali.
Namun, memasuki kuartal II dan kuartal III-2022 musim dingin akan berganti ke musim semi, Ibrahim memproyeksikan produksi batubara di berbagai negara akan kembali stabil, sehingga harga batubara berpotensi berbalik menurun. Ibrahim memproyeksikan rentang harga batubara di di tahun ini berada di US$ 90 per metrik ton-US$ 170 per mertik ton.
Baca Juga: Kementerian ESDM: Kebutuhan Batubara Domestik Tahun 2022 Mencapai 165,7 Juta Ton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News